Sasensaki wa Josei Toshi! Chapter 06 (Vol.2)



Daftar Isi

Chapter 1: Tujuan Dinas ke Seidouin!

Ilustrasi 1: Bokong Para Suci yang Telanjang Bulat!  
Ilustrasi 2: Hubungan Dalam dengan Kakak Berkulit Sawo Matang  
Ilustrasi 3: Ruang Pengakuan yang Rapat dan Tertutup

Chapter 2: Kenikmatan Tersembunyi dan Perasaan yang Dirahasiakan

  • Ilustrasi 4: Puting Cekung yang Digali-Gali  
  • Ilustrasi 5: Berbagi Info Malam dengan Para Wanita Cantik

Chapter 3: Belajar, Lalu Ngentot

  • Ilustrasi 6: Pertemuan di Ruang Pakaian  
  • Ilustrasi 7: Kontol Dipeluk Payudara Raksasa  
  • Ilustrasi 8: Dari Gadis ke Dewasa, Siswi Biara yang Nyambung

Chapter 4: Pengakuan Super Mesumnya yang Meleleh

  • Ilustrasi 9: Kegiatan Donasi dengan Payudara Berjejer  
  • Ilustrasi 10: Orgasme Memalukan di Bawah Meja  
  • Ilustrasi 11: Diikat, Buka Kaki Lebar, Pengakuan Jatuh ke Orgasme

Ekstra: Catering Keperawanan Rethea

  • Ilustrasi 12: Ngadonin Daging Rahasia Bareng Dua Karyawan Mesum  
  • Penutup

────────────────

Chapter 1: Tujuan Dinas ke Seidouin!

Kereta berhenti pelan-pelan pas matahari musim panas lagi tepat di atas kepala. Tempat istirahat di tengah hutan ini sejuk dan nyaman banget.

“Aristo-sama, kita sudah sampai.”

Yang buka pintu kereta adalah Kate-san, cewek cantik rambut hijau panjang yang cocok banget sama dia. Aura kakak dewasa yang menarik, dia salah satu maid di istana.

“Terima kasih Kate, keretanya gak goyang sama sekali.”

Olivia yang keliatannya udah akrab lama sama Kate, ngomong sambil turun kereta.

“Fufu, dipuji juga gak ada apa-apanya kok.”

Senyum Kate-san polos dan suci banget. Penutup matanya dilepas, jadi bisa liat jelas, seneng deh. Tapi tiba-tiba mukanya serius, dia membungkuk dalam ke aku.

“Aristo-sama, sekali lagi selamat datang. Selama tinggal di sini, saya yang gantiin Effie jadi maid pribadi anda.”

“Sama-sama, tolong bantuannya. Olivia juga mohon bantuannya sekali lagi.”

Aku membungkuk sedikit ke Kate-san sama Olivia, cewek kulit sawo matang cantik yang ikut dari Wime.

“Gak nyangka hari ini dinas bareng cowok. Fufu, bareng kamu pasti gak bosen deh.”

Aku sama Olivia ketawa bareng, sambil itu aku inget lagi awal mula kejadian ini.

“Perintah dari ibu kota buat aku?”

Aku denger kabar itu di salah satu ruangan istana, beberapa waktu lalu. Pas Rethea mulai lancar jalannya, tiba-tiba gini.

“Di suruh tinggal sebulanan buat inspeksi…di ‘Seidouin'”

Iruze-san bilang sambil nutup mata besarnya.

“Kenapa tiba-tiba gitu…?”

Apapun alasannya, intinya aku diusir dari ibu kota. Aku pikir abis itu dibiarkan aja, tapi ternyata enggak.

“Pasti ulah jahat Count Deeb.”

Yang jawab keraguanku adalah Newt-san yang ikut duduk di situ.

“Toko yang dia lepas jadi populer gara-gara Aristo-sama, dia kesel kayaknya.”

Aku sama Newt-san napas panjang bareng. 

(Kalau gak salah, dia owner Rethea sebelumnya kan, bangsawan itu.)

Badannya gendut, tapi hatinya kecil banget. Anak bangsawan nggak nurut perintah ibu kota itu dosa berat, aku kayaknya harus nurut.

“Kamu udah berusaha banyak buat Wime, maaf banget ya…”

Bukan salah Iruze-san kok.

“Gak apa-apa! Aku sendiri yang mau kok! Terus, Seidouin itu apa sih?”

Pas aku nanya, kepala pelayan hebat ini langsung jelasin.

“Seidouin itu fasilitas agama buat jaga ‘Agama Rim’, di situ kumpul cewek-cewek yang disebut siswi biara.”

Dari penjelasan selanjutnya, mirip biara di dunia modern. Agama Rim itu agama terbesar yang dianut banyak cewek.

“Tapi biara ini tertutup banget, kondisi dalamnya jarang keluar ke luar. Ajarannya bilang hidup suci itu bagus, tapi katanya banyak juga cewek yang nahan nafsu keras-keras.”

Makanya lebih dibenci daripada kota cewek, cowok jarang banget dateng. Jadi aku dikirim ke situ artinya…

“Biar jadi mainan mereka, gitu maksudnya. Sebulan cukup lah.”

Kalau ada masalah lagi, dikirim lagi, ancaman gitu katanya.

“Itu… kasar banget ya…”

Tapi Newt-san bilang, sekarang di Seidouin gak bakal gitu. Alasannya kepala biaranya cewek yang dibenci cowok gara-gara nyerang cowok di ibu kota.

“Dia benci cowok banget, mereka mau manfaatin perasaan itu kayaknya.”

“Malah kebalikannya. ‘Kepala Biara Es’ paling benci hal kayak gitu.”

“Es…?”

“Iya, julukan.”

Keras dan dingin banget, makanya dipanggil ‘Kepala Biara Es’.

“Karena benci cowok, dia gak mau ngelakuin hal yang sama kayak cowok. Orang ibu kota gak ngerti itu.”

Buktinya surat dari Seidouin udah dateng, bilang 

“diperlakukan sama kayak siswi lain”.

“Kerasnya bisa dipercaya, tapi makanya hubungan sama Wime kurang bagus.”

Terlalu maksa ajaran kerasnya, sampe minta bikin peraturan paksa donasi ke warga.

“Kalau gak bikin peraturan, upacara dewasa sama pemakaman warga dibatalin semua.”

Kalau gitu wilayah bakal chaos besar.

“Jadi Iruze-san mau bikin peraturan itu?”

Iruze-san yang imut geleng-geleng.

“Gak. Kalau bikin gitu, hubungan biara sama warga Wime bakal rusak total.”

Perintah yang gak bisa ditolak, tujuan dinas yang ribet. 

(Padahal aku lagi pengen kembangin roti baru bareng Riona-san…)

Gak selalu lancar ya. Tapi Iruze-san sama Newt-san udah siapin rencana buat aku.

“Aristo-sama, sekamar sama Olivia…maukan…?”

Dan rencana itu ada syarat enak banget.

Dan sekarang, aku akhirnya sampai di tempat dinas.

“Sebentar lagi tiba di Seidouin.”

Tapi aku udah hampir lupa tujuan dateng ke sini. 

Kate-san yang jalan di depan pake baju maid, super menarik. Roknya pendek banget goyang-goyang, bokong yang dibungkus stoking hitam keliatan semua. 

(Celana dalam putih, pola rendanya sampe keliatan jelas…!)

Aku lagi nikmatin pemandangan itu, tiba-tiba pandangan terbuka lebar.

“!”

Yang muncul taman ala barat yang rapi banget. Di ujung jalan setapak yang nembus taman, ada bangunan kayu yang bentuknya kayak segitiga sama kaki berdiri tegak, diam tenang. Aura suci yang cantik, tapi kayak terpisah dari dunia luar. 

(Ini… Seidouin.)

 Pintu bangunan itu terbuka tanpa suara.

“Mereka keluar. Aristo, agak sok penting dikit ya.”

Yang muncul belasan cewek siswi-siswi biara. Semua pake veil yang nutupin muka. Baju mereka sama semua, warna hitam putih. 

(Mirip biarawati modern ya.)

Aku lega bajunya gak aneh, tapi sebentar doang. 

(Eh eeeeh!?)

Mirip biarawati cuma warnanya doang. 

(Pa-payudara semua keliatan!? )

Bagian atas… dada mereka gila banget. Cuma dua tali putih dari leher yang nutupin puting, struktur bajunya bikin kaget. Bokong samping tumpah-tumpah keliatan, bentuk payudara masing-masing jelas banget…! 

(Slitnya dalam banget!? )

Bagian bawah juga shock. Keliatannya rok panjang tipis, tapi slit di dua sisi dalam banget. 

(Garter belt keliatan semua, ikatan tali celana dalam juga bebas diliat…!)

Aah… tetep dunia lain yang luar biasa! Terima kasih dewi yang reinkarnasikanku. Aku kayaknya bakal suka banget sama biara di dunia ini!

“Terima kasih atas kunjungannya.”

Aku lagi bersyukur ke dewi, salah satu dari mereka maju selangkah. Cewek yang ngomong dengan suara tegas ini aja yang mata terbuka, mulutnya pake veil transparan. 
(Cantik banget…!)

Rambut pirang yang kayak bersinar, kulit putih tanpa noda. Payudara besar lembut, tapi gak kendur sama sekali dari tali penutup puting. Wajah sempurna banget, sampe kayak dewi. Cewek cantik absolut ini diam bentar, terus buka mulut.

“Aku kepala biara Seidouin, Arya. Selamat datang utusan dari Wime.”

Tapi pandangannya dingin banget.

“Dan Aristo-dono.”

Ke aku juga mukanya datar.

“Gak perlu takut jadi mainan atau diperlakukan kasar, kami gak barbar gitu.”

Terus dia bilang jelas.

“Kondisi kamu cowok tapi gak bisa pake sihir, sama ‘prestasi’ di Wime, aku tahu semua. Tapi ini Seidouin, selama tinggal bakal diperlakukan sama kayak siswi lain.”

Es, kata itu emang cocok banget buat dia, aku gak bisa mikir lain. Kerasnya juga sesuai yang aku denger. 

(Jangan-jangan baju juga disuruh sama kayak siswi… kan enggak…?)

Aku berpikir begitu, tapi kalau kepala biara ini kayaknya bakal maksa, meski agak takut… Tiba-tiba cewek kecil maju.

“Se-selamat datang Aristo-sama, semuanya.”

Dia pake veil yang nutup mata.

“Aku (Boku) wakil kepala biara, Luetta.”

(Boku…!) Orang yang pake “boku” imut ini, langsung ulurin tangan ke kami. Dia kayaknya sambut kami. Aku balas membungkuk, genggam tangannya yang diulurin.

“Aku Aristo , mohon bantuannya.”

Keliatan kecil, tapi lebih lembut dan halus dari yang aku bayangin.

“…!”

Apa aku genggam terlalu kuat, dia gemeter bahu. Tapi Luetta-san langsung senyum, genggam balik kuat.

“Sama-sama, tolong bantuannya.”

Aku lega, dia juga jabat tangan sama Olivia sama Kate-san.

“Kate-san, lagi-lagi merepotkan ya.”

“Gak apa-apa, malah kami yang merepotkan lagi.”

“Gak gitu! Seneng banget kalian dateng! Ehm, yang itu Guild Master Olivia-san ya?”

“Iya, Olivia, terima kasih udah terima kami.”

“Halo, kali ini tolong bantuannya ya.”

Luetta wakil kepala biara membungkuk imut-imut berkali-kali. Abis itu, Arya kepala biara buka mulut.

“Silakan masuk.”

Cewek cantik itu balik badan tanpa senyum, jalan masuk ke Seidouin. Olivia di sebelah ketawa kecil pelan.

“…‘Kepala Biara Es’ tetep beku meski musim panas, gak sambut cowok langsung, hebat banget.”

Kate-san bales pelan.

“Akhir-akhir ini… mungkin tambah dingin, Aristo-sama, hati-hati ya.”

Dia nempel badan ke aku, kasih peringatan. Kayaknya ‘tujuan Olivia’ bakal susah tercapai. 

(Langsung mendung gini ya.)

Aku ketawa kecil bandingin sama langit cerah. …Tapi detik berikutnya, pipiku kaku.

“!?!?!?”

Kenapa?

(Bo-bokong!? Lo-lobang!? )

Buat nganterin kami, Arya kepala biara sama Luetta yang balik badan, sama siswi rambut kepang putih tiga yang mundur selangkah. Di bagian bokong baju mereka, ada lobang besar kayak dipotong. 

(Semua… bokong telanjang!! )

Dari jendela itu, celana dalam, bokong polos, garter belt putih yang sama semua keliatan jelas. 

(Kayak pamer bokong…)

Aku telan ludah gara-gara terharu sama nafsu. Tapi buat mereka baju ini biasa banget.

“Ini aula suci, lewat sini ada kamar kalian bertiga.”

Luetta lanjut nganterin sambil pamer bokong.

“I-iya…”

Aku jawab, tapi mataku gak bisa lepas dari bokong mereka.
(……Luetta-san, ternyata cukup berani juga ya……!)

Yang berkilau di bokongnya itu celana dalam putih berenda total dengan garis yang super ketat banget. Kepolosan yang pas sama kata ganti “boku” dan sensualitas yang memikat, keduanya campur aduk di sana.

(Badannya mungil, tapi bokongnya begitu montok……)

Setiap langkah, daging bokongnya bergoyang lembut, menggoda cowok tanpa ampun.

(Kepala biara Arya…… tunggu dulu! Celah bokongnya kelihatan banget!)

Celana dalam wanita cantik sempurna itu terlalu rendah, berlebihan. Kainnya sangat kurang, celah bokongnya terlihat hampir setengah. Pasti di depan, garis memeknya juga sudah meluber keluar.

(Ah…… aku bisa menatapnya selamanya nih……)

Bokong yang beda dari punya Luetta-san, kencang tapi tetap terasa lembut. Bentuk tubuh kayak tipe mudah melahirkan, pasti bikin siapa aja langsung berimajinasi mesum.

(Luar biasa banget……)

Para siswi biara lain juga jalan tanpa suara, memamerkan bokong polos sama celana dalam mereka.

(Pemandangan yang indah banget……!)

Menghadapi surga yang muncul di dunia ini, aku cuma bisa gemetar karena terharu.

“Kamar kalian ada di sini.”

Sampai Luetta-san bilang gitu, aku terus terpaku dalam rasa kagum itu.

Kamar yang ditunjukkin bikin aku terkejut.

“Wah……”

Langit-langit tinggi yang terbuat dari kayu indah. Kasur king size gede yang kelihatannya nyaman banget. Jendela besar yang menghadap taman cantik. Ada kamar mandi pribadi juga, plus meja kayu lebar dan sofa buat nerima tamu.

(Mirip suite di hotel resor mewah banget)

Ini beneran bukan kamar buat siswi biasa. Saat aku melotot bingung, suara dingin Arya kepala biara kedengeran.

“Kalian adalah orang awam. Kami gak mau kalian tinggal di asrama.”

Buat Arya kepala biara, ini demi mengisolasi kami. Orang awam itu sebutan buat rakyat biasa yang gak tinggal di Seidouin.

(Mungkin…… ini kamar khusus buat bangsawan cowok)

Di dunia ini ada aturan gak masuk akal yang mengharuskan nyediain kamar kayak gini secara formal. Seidouin juga ikut aturan itu.

“U-um…… jadi begitu ya, semua orang.”

Beda sama kepala biara yang tegas, Luetta-san yang nganterin kami keliatan gelisah.

“Kalian bakal sekamar bertiga. Tapi…… beneran gak apa-apa?”

Aku geleng tegas ke wakil kepala biara yang khawatir itu.

“Gak masalah kok. Makasih banyak atas kamar yang luar biasa ini.”

“Be-begitu ya……! Maaf kalau saya kelewatan ngomong.”

Luetta-san keliatan nyesel, membungkuk sopan ke aku.

『Jangan-jangan ada yang curi start…… nnn! Gak semua siswi biara baik-baik aja kalau sama Aristo-sama!』

Sekamar bertiga itu permintaan kuat dari Iruze-san.

(Tidur bareng Olivia sama Kate-san…… rasanya seneng, seneng banget tapi!)

Dihadapan dua cewek cantik yang seharusnya gak boleh disentuh, pertarungan sengit sama nafsu pasti gak bisa dihindari……。

“Perawatan Aristo-sama biar aku aja yang tangani.”

Kali ini atas permintaan pihak biara, maid selain Kate-san ditolak masuk. Makanya Kate-san ngulang tawarannya lagi, dan Arya kepala biara mengangguk kecil.

“Terima kasih.”

Sementara itu, aku malah inget Effie-san pas denger kata perawatan.

(Eh, apa dia juga bakal kasih perawatan mesum…… jangan-jangan!)

Aku usaha nahan pertarungan kecil sama nafsu yang langsung mulai, lalu Arya kepala biara buka mulut lagi.

“Kalau gitu, semua balik ke tugas harian masing-masing.”

Denger suara itu, para siswi biara yang nunggu di luar kamar diam-diam pergi. Setelah mereka pergi, kepala biara cantik itu lanjut lagi.

“Maaf mendadak, tapi aku pengen bicara soal jadwal tinggal Olivia-dono.”

Olivia kaget denger kata-kata itu.

“Sekarang?”

Wakil kepala biara juga keliatan kaget karena terlalu cepet.

“Arya, gak perlu buru-buru kok. Biar mereka istirahat dulu sampe makan malam……”

Tapi kepala biara geleng ke dua wanita itu.

“Enggak, harus secepatnya diputusin. Kalau jadwal udah jelas, para siswi biara juga lebih tenang.”

Olivia memicingin mata ke arahnya.

“Cepet banget, kayaknya malah tergesa-gesa deh?”

Wanita cantik yang dingin itu gak jawab, langsung pindah pandangan ke Kate-san.

“Kalau gitu, Kate-dono. Boleh aku minta tolong?”

Meski tiba-tiba, maid rambut hijau itu langsung jawab.

“Baiklah.”

Dia emang penghubung antara istana sama biara, sekarang juga bantu urusan keuangan. Mungkin udah biasa sama sikap Arya kepala biara.

“Aku tunggu di ruang kepala biara. Kalau bisa dateng lebih cepet, aku seneng.”

Setelah bilang singkat, kepala biara langsung keluar kamar.

“Ma-maaf atas ketidaksopanannya! Nanti pas makan malam aku minta maaf lagi……!”

Luetta-san buru-buru ngejar dia. Setelah keduanya keluar. Olivia senyum kesal ke Kate-san.

“Mending minta ganti penugasan aja?”

“Fufu, sama kayak yang Iruze-sama bilang ya.”

Maid itu senyum kecil. Dia langsung rapikan barang, ambil alat tulis, lalu berdiri.

“Aku berangkat dulu ya.”

“Iya. Nanti ceritain banyak-banyak.”

Olivia jawab, kali ini giliran dia yang senyum kesal

“Jangan harap kabar baik ya.”

Mungkin karena aura Kate-san yang agak bangsawan. Senyumnya pun kayak gadis bangsawan sopan yang ketawa atas lelucon temen.

“Kalau gitu, Aristo-sama. Perawatan lanjutannya nanti ya.”

Aku ngerasa kata ‘perawatan’ itu ditekankan, pasti karena pikiranku yang mesum.

“Sampai jumpa~”

“Mohon bantuannya.”

Aku sama Olivia melambai bareng, nganter maid cantik itu sambil nikmatin punggung sama bokongnya. Setelah Kate-san pergi, kamar luas itu tinggal aku berdua sama Olivia. Dia langsung keluarin suara lemas.

“Ah~”

Dia rebah ke kasur empuk itu.

“Kasur di rumahku kalah jauh~”

Akhir-akhir ini, Olivia semakin sering santai di depanku. Rasanya jarak kami makin deket, aku seneng banget. Tapi semakin sering dia seenaknya julurin kaki indahnya, itu masalah berat buatku.

(Seneng sih…… tapi kalau dipamerin gitu terus, aku pasti horny!)

Dari rok mini mikro itu, bokongnya sering keliatan.

“Haaa~”

Dia sama sekali gak tau masalahku. Olivia langsung guling, ngadep ke aku yang duduk di sofa.

“Gimana menurutmu, Aristo? Soal kepala biara es itu.”

“Ahaha…… menurutku julukan itu pas banget.”

“Aku juga selalu mikir gitu. Pas dia dateng ke guild, semua orang pada gemetar.”

Ngomong-ngomong, kenapa Olivia ikut kali ini. Tujuannya adalah membuka usaha kecil-kecilan di dalam Seidouin. Awalnya dari permohonan Luetta wakil kepala biara yang nangis-nangis.

『Kalau terus gini, biara bakal bangkrut! Tolong ajarin kami berdagang!? 』

Katanya biara Seidouin lain yang tersebar juga lakuin usaha kecil-kecilan. Karena hidup para siswi biara sama biaya pemeliharaan biara susah ditutup cuma dari donasi.

“Tapi kepala biara es itu anti banget sama dagang. Makanya sikapnya gitu. Mudah dimengerti ya.”

Sejak dia jadi kepala biara, usaha yang udah ada dihentikan semua katanya.

“Yang tadi bilang mau langsung tentuin jadwal, maksudnya pengen kita cepet pulang?”

“Iya. Intinya ‘kapan pulangnya, cepet tentuin’.”

“Berarti sama sekali gak mau berdagang…… ya.”

Jadi pembicaraan yang dituju Kate-san itu sebenarnya bentuk penekanan dini.

“Kalau gitu, pemasukan cuma dari donasi. Tapi pengeluaran gak cuma buat kebutuhan biara doang.”

Katanya di ibu kota, kegiatan agama wanita dianggap tak produktif dan pemberontakan terhadap pria.

“Kalau bukan gitu, buktikan kesungguhanmu, makanya Seidouin harus bayar uang ke ibu kota. Apalagi gara-gara gangguan count tertentu, Seidouin bayarnya lebih banyak.”

“Count tertentu itu…… jangan-jangan”

Muka Olivia kesel.

“Babi itu. Kamu denger kan cerita Arya dulu ngamuk ke cowok?”

“Iya. Makanya dipindah ke Seidouin.”

“Iya. Deeb itu aneh ya.”

Aku ikut Olivia menghela napas.

“Padahal ajaran agama Rim itu ‘kasih sayang dan toleransi’. Sandera upacara buat ancam, gila banget.”

Dia bergumam, lalu tiba-tiba khawatir.

“Tapi…… itu juga berarti mereka lagi kekurangan banget.”

Kata Olivia bikin aku mengerti.

(Artinya…… lagi tegang banget ya.)

Waktu kerja paruh di konbini, aku sering ketemu orang kayak gitu. Pelanggan, atau kadang karyawan dari kantor pusat.

“Aku pikir…… itu juga salah satu bentuk kemiskinan. Kemiskinan hati gitu.”

Ke orang seperti itu, guild master komersial dunia lain ini sangat baik.

“Dan aku yakin, kekuatan dagang bisa menyelamatkan kemiskinan seperti itu.”

Wanita kulit sawo matang itu tersenyum jahat.

“Makanya aku bakal tinggal lama di sini. Kamarnya juga bagus kan?”

Dia nyatakan tantangan dengan ekspresi keren.

(Olivia emang keren banget……)

Saat aku terpesona sama dia sebagai guild master. Olivia langsung balik santai lagi.

“Tapi perjalanan jauh ini, capek sekali.”

Dia regang-regang, kubur muka di bantal.

(O-oh……)

Payudara indahnya yang meluber dari antara kasur mewah dan badannya, luar biasa……

“Aku gak capek?”

“Eh?”

“Dari Wime cuma setengah hari, tapi jarang pindah jauh kan?”

Olivia nengok ke aku, aku baru sadar.

“Emang iya ya. Tapi entah kenapa masih oke……”

Salah satu alasannya pasti karena badan sehat yang didapat saat reinkarnasi. Badan yang nafsunya kuat ini gak kenal capek, gak kenal sakit.

Alasan lain,

“Keretanya bagus kali ya?”

Kereta yang dikirim ayahku ke sini, Count Pere.

『Kabar prestasimu di kota sampai ke sini. Kereta ini dukungan kecil dariku. Pakai sesukamu.』

Bersama surat itu, kereta sederhana tapi berkualitas tinggi sampai di Wime.

(Kereta hadiah, emang aku anak bangsawan ya)

Aku bersyukur lagi atas posisiku yang beruntung, sekaligus senang banget. Aku pikir pengasingan karena hubungan ayah-anak buruk, tapi ternyata bukan. Ngomong-ngomong, Olivia juga suka banget sama kereta itu.

“Pantes bangsawan bikin, kenyamanannya top. Kesel sih.”

Tapi, dia lanjut.

“Tapi badan tetap kecapekan. Aristo, pijat dong.”

“Eh!? ”

“Aku denger loh. Kamu kan sering dipijat Effie?”

Olivia sama Effie-san entah kapan sudah saling terhubung. Jaringan wanita emang luar biasa.

“Coba pijat aku juga. Kayaknya bisa hilang pegalnya.”

“Tidak, aku kan cuma yang dpijat……”

Emang iya, pijat punggung sering aku minta. Meski badan gak capek, tapi karena seneng perasaan Effie-san, aku sering manja.

(……pindah ke pijatan yang lebih enak juga seru)

Eh, jangan-jangan sampai bocor ya? Aku lagi deg-degan, guild master lanjut minta.

“Sama aja, coba-coba. Cepet dong.”

Dia tetap telungkup, goyang-goyang kaki.

(Imut……!)

Gak bisa nolak pesona Olivia yang lebih kekanak-kanakan dari biasanya, akhirnya aku naik ke kasur king size itu.

“Yosh……”

Kasur lebar yang muat empat orang dengan mudah. Aku berlutut mendekati Olivia yang telungkup, dia keluarin suara senang.

“Fufu”

Kayak orang beda dari pertama ketemu.

“Baiklah, pelanggan. Aku pijat punggung ya, santai aja.”

Aku bercanda, Olivia juga jawab pura-pura.

“Baik~”

Waktu ketawa bareng gini enak banget. Aku pelan-pelan taruh tangan di punggungnya.

“Ah, tunggu.”

Olivia bilang gitu, lepas jaket guild master-nya. Yang muncul adalah inner yang terbuka dalam di dada. Kain punggungnya juga sedikit, super seksi.

(I-ini……)

Olivia belum pernah pamer kulit sawo matangnya sejauh ini. Punggung yang terbuka dan belahan dada yang lebih jelas kelihatan……bikin gak tahan……

“Kalau gitu, tolong ya.”

Dia biasa aja, telungkup lagi di kasur.

“I-iya. Aku mulai ya.”

Kalau sakit bilang ya, aku bilang sambil tenangin diri.

(Nafsu pergi, nafsu pergi……)

Dulu Effie-san mulai dari bahu……

“Hyaa……!”

“Maaf! Sakit?”

“Enggak. Fufu, geli. Bahuku pegel, pijat kuat-kuat aja.”

Olivia yang sering kerja kantor sebagai guild master, wajar kalau pegal. Aku angguk dalam hati, nafsuku agak reda…… 

“N…… haa……”

Tiap pijat, Olivia keluarin napas. Itu terlalu sensual……

“U…… nn…… aah, enak.”

Suara wanita yang gak terbayang dari dia yang selalu ceria dan tegas.

“Situ, a…… jo, jago ya……”

Kata-kata yang pasti terdengar mesum……!

“Oh…… fuun…… fuuh……”

Olivia yang menggeliat sensual, mulutku kering kerontang. Aku mati-matian usir nafsu sambil lanjut pijat sampai pinggang, kali ini dia minta lagi.

“Kaki juga…… un…… pijat ya. Akhir-akhir ini kenceng banget.”

Masih kubur muka di bantal, dia bilang santai.…tapi buatku itu masalah besar.

“I-iya. Oke……”

Punggung masih mending. Sekarang aku harus sentuh kaki indahnya, Yang akhir-akhir ini sering bikin aku horny……

“Ehm, mulai dari betis ya……”

Aku pindah ke kakinya yang telungkup. Cuma gitu aja, kontolku sudah bereaksi.

(Ini kayak ngintip dalem rok ya)

Bedanya cuma dia tidur atau berdiri. Tentu bokong yang meluber dari rok mini mikro juga bisa dinikmati sepuasnya.

(Tidak tidak! Fokus, fokus!)

Aku usir pikiran mesum yang muncul, Dan mulai stimulasi betisnya. Kulit sawo matangnya halus dan kencang, pengen kujadikan bantal.

Permintaan Olivia lanjut lagi.

“N…… paha juga. Haa…… pijat ya……”

(B-boleh!? )

Aku telan ludah, tanganku naik lebih atas. Ruangan terasa sunyi, suara burung dari luar kedengeran besar banget.

“Haa……”

Aku berani sentuh, kelembutan dan kekenyalan pahanya yang luar biasa.

“N, fuu…… un……”

Montok, tapi pas balikin tekanan jariku. Kulit lembut sawo matang itu langsung bikin aku kecanduan.

(Gimana nih…… ini……)

Sekaligus, kontolku sudah siap tempur total. Depan celana bangsawan-style menggembung kenceng. Tapi sebelum mikir gimana, kejadian yang bikin gak sempat mikir terjadi.

“Aristo, bagian dalam juga……”

Olivia bilang pelan, paha yang bikin ngiler itu.

“Tolong……”

Dia pelan-pelan buka kiri-kanan meski telungkup.

Squish…… suara mesum terdengar.

“!! ”

Dari Sana aku tahu fakta mengejutkan.

(G-gak pakai……!)

Dia gak pakai celana dalam. Bunga pentingnya telanjang total, basah kuyup oleh cairan cinta. Dia pasti sadar pandanganku tertarik ke sana.

"………”

Olivia gemetar kecil.

"………”

Tapi dia tetap tidak menutup paha. Squish, suara mesum lagi, benang cairan cinta tertarik di paha dalam.

"……tolong……”

Lalu dia pakai tangan belakang, angkat rok mini mikro-nya total. Bokong indah sawo matang itu, atas kehendaknya sendiri, dipamerkan ke diriku.

(I-ini artinya……)

Olivia yang aku pikir cuma teman dekat. Ini godaan jelas dari dia.

(Aaah……!)

Terharu dan excited. Tentu saja, godaan dari Olivia yang menarik ini, aku gak mungkin tolak.

“Haa…… haa……!”

Nafas kasar, aku pakai dua tangan buka daging bokongnya.

“Nm ”

Ternyata di sana sudah banjir.

(Olivia yang itu, basah banget……!)

Ikut godaan, aku sentuh pusat basahnya.

"……nhaa……  ”

Olivia keluar napas panas, angkat pinggul dari kasur. Tapi itu bukan cuma karena enak. Badan bawah sawo matang itu meliuk lincah, sendiri gosok-gosok mulut memek basahnya ke jariku.

(Wah!)

Langsung nyantol ke sarang madunya. Bukan aku yang masukin jari, tapi mulut mesumnya yang makan.

“Nfuu…… uu…… fuー…… fuー……”

Olivia tetap telungkup kubur muka di bantal. Tapi badan bawahnya jelas minta nikmat.

(Pengen liat Olivia keenakan lebih banyak……)

Aku gerakin jari pelan-pelan, rasain dinding memeknya yang lembek.

“Fuー…… na……! U…… a……  ”

Twitch twitch, badannya gemetar.

Gak nolak jari aku, malah jepitannya tambah kuat Squeeze. Aku buka jepitan itu, Olivia tiba-tiba genggam erat bantal yang dia kubur mukanya,

"…… nn "

Goyang badan semprot madu mesum.

"Fuu! Uu! Ah ~~~! "

Dinding memeknya kontraksi berkali-kali, kaki indahnya yang tegak gemetar.

(Jariku bikin dia iku……!)

Dia yang tadi bercanda, sekarang pamer memek ke aku dan orgasme. Sifat itu sama bokong indah yang gemetar, sudah bikin aku gak tahan lagi.

“Olivia!”

Aku gila-gilaan buka dua kakinya, tempel mukaku ke selangkangannya.

“Ah!? ”

Langsung lahap mulut betina yang wangi mesum itu.

“Eh!?  Tunggu…… a nhaaaaa! ”

Meski Olivia bingung mau protes, aku sudah gak berniat lepasin dia. Aku genggam kuat daging bokong yang kencang, jilat dan hisap memeknya.

"Nu uu! Fuu! Uuu ~~~~! "

Cairan cinta muncrat kayak air mancur. Dari goyangan badan bawah, aku tahu dia orgasme lagi. Pahanya jepit mukaku, tapi buatku itu cuma hadiah.

(Paha Olivia, enak banget!)

Tambah gila excited, kali ini aku serang klitoris yang sudah ngaceng.

“Aa!? ”

Mungkin dia gak nyangka bagian itu diserang. Punggung Olivia melengkung besar, muka yang dikubur di bantal angkat ke atas. Dan langsung setelah itu.

“Ah  u nnnnn! ”

Dia kubur muka lagi ke kasur, sambil goyang badan.

"~~~~! ~~~~~! "

Pasti orgasme lebih dalam lagi. Mulut memeknya berisik kayak mau tarik lidahku, sekaligus cairan cintanya muncrat.

Pas aku lepas mulut sebentar.

"Uh…… ……! "

Badan bawah Olivia kayak gak mau lepas dari mulutku, ikut naik. Makanya meski telungkup, lututnya berdiri.

“O, Olivia……”

Pas aku lepas mulut total, aku pusing liat tingkah mesum itu.

"Haa…… haa…… "

Sambil kubur muka di bantal, dia julurin bokong indah dan memeknya ke aku sekuat mungkin.

"……haa…… haa…… n…… "

Bukan cuma itu. Olivia pakai dua tangan sendiri, buka memeknya. Spurt, suara yang gak boleh dikeluarin wanita terdengar.

(Uwah……)

Aku kehilangan kata-kata karena terlalu mesum. Dan wanita cantik itu juga lama gak bicara.

"……n…… "

Ruangan dikuasai keheningan aneh. Tapi telingaku sudah gak bisa denger kicau burung lagi.

"……tolong…… Aristo……”

Suara samar wanita sawo matang itu menguasaiku.

“Olivia! Aku masukin ya!”

Aku lompat ke buah terbaik…… ke wanita cantik itu. Dan sekuat tenaga....

“Masuk! Aaaaaaaaah! ”

Aku tusuk dalam-dalam wanita sawo matang itu.

Plap plap plap plap!

Begitu nyambung dalam, langsung dimulai gerakan pinggul ganas Aristo.

"! Haa! Aaaa! "

Olivia nangis bahagia sambil ngerang nikmat yang belum pernah dia rasain. Air mata juga muncrat banyak dari selangkangannya.

Plap plap plap plap!

“Ah! Aah! ”

“Enak banget…… Olivia!”

Kata dan kontol Aristo bikin dia orgasme dalam sekejap.

“Aaaaaah! ”

Orgasme yang entah keberapa kali lewatin badan Olivia. Tapi sekaligus, memeknya manja banget ke kontol Aristo.

“Memek Olivia……! Ngejepit gila, enak banget……!”

Pria yang dicintai memuji bagian bawah mesumnya sendiri. Olivia cuma karena itu orgasme lebih dalam lagi.

“Aah Aristo ooh! ”

Kontol gagah yang selalu dia idam-idamkan.

(Aah, akhirnya dientot…… )

Wanita sawo matang itu mengunyah kebahagiaannya sendiri.

“Ah! Ahn! Aah! ”

Aristo genggam kuat bokong indah dari dua sisi, goyang pinggul kayak binatang.

Bam Bam badan mereka bertabrakan, badan Olivia nyemprotin cairan mesumnya.

“Olivia…… aku selalu pengen pegang bokong ini……!”

“Sungguh!? Ah! Aa! Pegang sepuasnya! Jadikan milikmu! ”

Kata manja itu bikin gerakan pinggul Aristo tambah besar dan dalam. Olivia yang baru kehilangan keperawanan tapi mulut rahimnya sudah terima benturan itu sebagai nikmat tertinggi.

" ! ! "

Orgasme dateng lagi.

“Olivia juga enak kan? Haa, haa……”

“Enak! Aristo! Enak banget ooh! ”

Kata Aristo bikin itu tambah dalam.

(Aku seneng…… Aristo, excited lebih banyak sama aku……! )

Sikap Olivia yang santai.

Emang karena dia sudah lebih percaya ke Aristo dibanding dulu. Tapi di sisi lain, itu juga karena dia dapat tips dari organisasi rahasia “Pasukan Pengen Di entot Tuan Istana”.

『Aristo-sama orang yang sopan, pasti suka tubuh wanita』

『Payudara dan bokong spesial disukai』

『Bokong Olivia-san juga pasti diliatin bener-bener』

『Pamerin lebih banyak. Pasti langsung di entot』

Maid mesum dan lord mesum kasih saran detail banget ke dia. Dan hasil yang dia kumpulin selama ini, kali ini dia mau terima.

“Di kereta tadi udah basah terus!”

Nikmat dan seneng bikin dia keluarin isi hati bareng cairan cinta.

“Eh!? ”

“Kamu selalu coba ngintip celana dalamku kan, tapi kok aku gak dikasih kontol!”

“Eeeh!? ”

Aristo berhenti goyang pinggul sekali. Dia sadar semua pandangannya ketahuan.

(Duh…… beneran gak ada obat…… )

Olivia cuma liat muka dia, tersenyum menggoda.

"……gak mungkin pamer kaki sama bokong kalau gak niat…… sadar dong……  ”

Aristo telan ludah liat ekspresi itu dan kata-kata yang pasti bikin cowok seneng.

“Ah……  ”

Kontolnya tambah besar, serang mulut rahim yang keras lebih ganas.

“Aah! Kuat! Aristo! Kuat banget ooh! ”

Muka binatang yang biasanya gak keliatan. Olivia seneng banget liat itu.

“Olivia…… kamu godain aku ya……!”

Excited sama bokong yang bergelombang, dia goyang pinggul lebih cepat. Olivia ikut arus, naik tangga nikmat.

“Ahn! Aaah! Ga-gak boleh! Ah! Ikuu! ”

Tapi memek yang gila orgasme bikin Aristo ikut.

“Ahaaaaa! ”

Jepitan kuat dorong udara dalam memek keluar. Kayak nyedot kontolnya.

“Olivia…… kuu……!”

Godaan terbaik, Aristo gak tahan.

Spurt!! Spurt!!

Sperma panas langsung keluar.

(Ini ejakulasi! Punya Aristo! Ah! Lagi……! )

Dia ejakulasi.

Fakta itu aja cukup bikin Olivia orgasme berturut-turut.

“Ikuuuuu! ”

Erangan yang kayaknya kedengeran ke luar, keluar dari mulutnya.

“Ah…… haa……  ”

Olivia gemetar sisa orgasme. Di situ, dia keluarin yang baru bisa dibilang sekarang.

“Haa…… aku juga, pakai aku. Kalau horny, kontol boleh tusuk kapan aja……  ”

Meski lagi ngentot, itu butuh nyali besar buat dia. Sampai sekarang dia selalu sembunyiin sisi mesumnya dari Aristo. Sebisa mungkin biasa aja, cuma temen kerja. Tapi Olivia sudah gak mau lanjut hubungan gitu.

“Aku juga pengen dirusak…… kayak Iruze…… tolong……”

Pengen banget hubungan yang tabrak-tabrak badan bawah, peluk telanjang. karena cuma ketemu aja, memeknya sudah banjir.

“Olivia……!!  ”

Tapi kekhawatiran dia sama sekali gak perlu.

“Aku bikin kamu jadi milikku! Mulai sekarang boleh mesum kapan aja ya!”

Di mata Aristo, dia sudah lama menjadi wanita menarik.

“Ah!?  Aaaah! Jadi milik Aristo uuh!! ”

Ruangan yang sempat sunyi, lagi rame suara kulit tabrakan. Sperma yang ditembakin meluber, warnain paha dalam sawo matang dengan mesum.

“Haa…… haa……。Olivia, aku masih mau keluar……! Boleh?”

“Ah! Aaaah! Iya! Aku sudah jadi milikmu kan, gak usah sungkan! ”

“Olivia…… Olivia……!”

Dipanggil gitu sama cowok keren, memek diaduk kasar.

(Gini gak mungkin! Sex gila! )

Rasa sperma yang diaduk bikin badan Olivia bahagia.

“Aristo! Ah! Dalam! Gila! Aku langsung gila! ”

“Boleh! Gila aja! Aku pengen liat kamu gila keenakan!”

Dapat izin Aristo, badan sawo matangnya tambah membara.

“Suka! Aristo, aku suka …… aah! Iku! Iku! ”

“Aku juga! Olivia, aku suka! ”

Dipanggil cinta panas, dia orgasme lagi.

“Aa! Lagi…… ikuuuu! ”

Badan cewek yang nyambung dari belakang, loncat-loncat berkali-kali.

“Olivia……”

Aristo peluk Olivia yang gemetar, paksa rebut bibir.

“N!? ”

Betina yang dapat yang dia mau, seneng banget kejar lidah.

“N! Chu! Arisuto…… n! ”

Gosok bokong indah kayak manja, dia ulang kayak ngigau.

“Aristo…… suuka……  chu suka banget……  ”

Olivia buka memeknya sendiri, melahap kontol.

(Suka……! Suka……!! )

Mulut bawah juga sama.

“Ku……! Haa……”

Memeknya menjepit ganas.

Tahan nikmat yang nyerang kontol, Aristo genggam kuat buah lain yang terjulur.

“Nnnn! ”

Payudara diremas keras meski mulut ditutup, Olivia langsung orgasme. Tapi Aristo gak kasih ampun, mainin puting.

“Ah, Aristo! Ah! Ah! ”

Emosi tinggi, puting sensitif kayak klitoris, dia semprot cairan cinta kecil-kecil dari selangkangan.

“Olivia, enak?”

“Iya! E-enak! Ah, payudara, iku……! ”

Terseret gelombang nikmat ringan, wanita cantik itu mikir.

(Yang bisa Aristo pakai itu sihir bikin wanita bahagia ya…… )

Dia diserang gelombang besar lagi.

“N a! ”

Ban, tiba-tiba ditusuk sekali.

“N ! Nnnn! ”

Orgasme sekaligus ciuman nutup mulut, kepala Olivia tambah rusak.

(Aristooo…… enak banget oh…… )

Ekspresi Olivia yang meleleh. Itu bikin Aristo seneng dan puas banget.

“Olivia, imut banget……!”

“Bo-bohong……! ……  ”

Terlalu bahagia, wanita cantik itu menolak. Tapi Aristo langsung tempel perasaan ke badannya.

“Ah! Ah! Haa! Arisuto! ”

Badan Olivia terima semua biar gak lepas.

“Aaaah! Mau sperma! Tolong! Aristoo! ”

“Iya, aku keluar ……! keluar lagi……!”

“Iya! Iya! Kasih! Kasih! Jadikan aku milikmu ”

Aristo genggam kuat dua payudara indah dan goyang pinggul lagi sekuatnya.

Bam bam bam bam!

Suara tubuh saling menabrak di kamar tambah cepet.

“Ah, iku! Aaaah! La-lagi!”

Gelombang orgasme yang nyerang Olivia gak berhenti.

(gak bisa berhenti……! Aristo! )

Mungkin dia bakal jatuh jadi wanita mesum yang selalu minta dia kalau ada kesempatan. Teror itu pun dirasain Olivia, karena tusukan itu gagah dan manis banget.

“Olivia…… iku……!!!  ”

(Mau keluar ya……! )

Aah, bakal ditembakin sperma. Badan Olivia sambut itu dengan seluruh tubuh.

“Kasih! Aristo, kasih! Banyak-banyak di memek! ”

Dan detik berikutnya, ke dasar badan cewek itu, tembakan sperma panas panas menghantam.

“Iku……! ”

Spurt!! Spurt!! Spurt!!

(Aaaah! Banyak sekali! Spermanya banyak sekali! )
Dia semakin dikuasai olehnya sepenuhnya. Rasa itu, bagi Olivia, adalah kebahagiaan terbesar sekaligus kenikmatan tertinggi yang pernah dia rasakan.

"~~~~~~~~ "

Dia mencapai orgasme yang dalam dan panjang sekali. Kebahagiaan yang diekspresikan oleh memeknya seolah memanggil ejakulasi yang lebih banyak lagi dari Aristo.

“Memek Olivia enak banget…… aku lagi keluar ……!”

Spuuuuuuuurt!!!!

“Ikuuuuuuu! ”

Olivia diserang orgasme ganas yang begitu kuat.

(Akhirnya jadi milik Aristo…… )

Dalam kebahagiaan dan nikmat terbesar seumur hidupnya, dia pelan-pelan kehilangan kesadaran.

---

Di ruang kepala biara. Kate berada di sana lagi, sambil memegang kepalanya karena frustrasi yang menumpuk.

“Jadi, kapan Olivia-dono bisa pulang?”

Wanita yang duduk di kursi kepala biara sambil selonjor kaki adalah Arya. Kate merasa bingung karena wanita cantik sempurna ini sama sekali tidak berniat memanfaatkan kesempatan kali ini dengan baik.

(Baru dateng langsung gini…… emang gitu deh dia)

Kate menahan napas dalam yang hampir keluar. Sementara itu, kepala biara tidak menyembunyikan muka kesalnya sama sekali.

“Aku pengennya dia pulang secepat mungkin.”

Gimana ya bilangnya dengan baik.

“Kepala biara. Soal Olivia...”

Pas Kate lagi mencari kata-kata yang tepat, ada yang menyela.

“Tunggu dulu, Arya!”

Wanita mungil itu adalah Luetta, wakil kepala biara.

“Olivia kan dateng khusus buat biara? Tapi sikapmu apa-apaan?”

“Luetta, dia kan kamu yang manggil sendiri. Aku gak pernah manggil.”

“Walaupun gitu, langsung ngomong soal jadwal pulang itu kasar banget!”

Dia kesel banget, lalu melanjutkan lagi.

“Lagipula, cuma karena kamu kepala biara bukan berarti boleh kasar ke tamu wakil kepala biara, kan?”

Tapi Arya hanya memberikan pandangan dingin.

“Tanpa lapor ke kepala biara langsung manggil tamu. Yang gak jaga aturan malah kamu.”

“Itu…… aku pikir kalau lapor pasti ditolak.”

Kali ini Luetta yang dateng minta tolong ke Iruze-san, dan manggil Olivia juga keputusan dia sendiri. Tapi emang benar Arya gak pernah dengerin dia.

“Gak perlu bantuan orang awam, gak perlu dagang. Yang dibutuhin cuma pendidikan ulang buat warga Wime yang rusak. Cuma itu.”

Kate diam-diam menghela napas.

(Sudah bosan dengerinnya……)

Setiap ketemu kepala biara, pasti denger yang itu-itu saja.

“Pendidikan ulang yang Arya bilang itu, intinya maksa donasi kan?”

“Cuma sebagian warga yang terobsesi uang yang ngerasa gitu aja.”

Arya melanjutkan dengan sikap dinginnya.

“Aksi donasi itu buat ingetin mereka sama iman ke dewa Rim, ingetin nilai biara kita.”

Dia ngomong gitu bukan baru sekarang.

(Padahal karena pemikiran gitu donasi malah berkurang……)

Kate hampir lemas.

Warga yang makin menjauh bukan dari dewa Rim. Tapi dari organisasi Seidouin yang selalu nyangkutin donasi ke segala hal.

“Cara sekarang donasi emang berkurang. Mungkin perlu cara baru?”

Setiap kali Kate kasih pendapat beda-beda, tapi……

“Setiap hal pasti ada cobaan. Walaupun sekarang susah, ada makna melewatinya.”

Dia gak goyah sikap dinginnya, gak mau mencair sama sekali. Bukti gak mau denger, Arya ganti topik.

“……Luetta. Kamu masih mau dagang ya?”

“Tentu aja.”

Sikapnya kayak ‘ya iya dong’, Arya taruh jari di dahi.

“Dagang sebelumnya, bisnis komersial juga rugi. Kalau dibuka lagi, cuma nambah beban siswi biara doang.”

Dia keluarin ekspresi susah yang jarang ditunjukkin ke siswi biara.

“Kamu benci siswi biara ya? Mereka sudah susah payah tahan kan?”

Alasan Kate gak sepenuhnya menjauh dari Arya ada di sini.

(Dia emang serius mikirin biara…… sayangnya)

Perasaan dia sayang siswi biara, pengen biara lebih baik, itu beneran. Makanya Kate setuju Olivia dipanggil. Sudah waktunya ganti cara pandang.

“Kami terlalu gak tahu dunia luar. Makanya dagang sebelumnya juga gagal.”

Wakil kepala biara melanjutkan sambil mata berharap.

“Olivia-san guild master komersial. Dia yang bikin toko roti Rethea sukses besar. Dia orang terbaik buat minta bimbingan!”

Kepala biara yang selalu ketemu orang penting di kota cuma buat minta donasi. Beda sama Luetta yang sering inspeksi ke Wime, liat kota secara keseluruhan. Makanya dia tahu banget kesuksesan Rethea.

“Sukses besar itu lebay. Kalau cewek ambil alih dari cowok gak berguna, wajar dong lebih baik.”

Muka Arya kayak mau muntah. Ini juga muka yang cuma ditunjukkin ke Luetta.

“Wajar katamu…… kamu kan belum pernah liat tokonya?”

Tapi Luetta makin ngotot.

“Ada rumor Aristo-sama bantu, padahal cowok loh?”

“Bukan fakta makanya rumor. Kamu mau minta saran ke cowok itu juga?”

“Gak ada asap kalau gak ada api. Emang…… keliatannya baik banget sih……!”

Ingat sentuhan tangan besar itu, dia jelas-jelas gelisah. Sebagai wakil kepala biara dia berjuang, tapi dia cewek yang susah sembunyiin nafsu. Tapi instingnya tepat banget.

“Mungkin punya perspektif yang gak ada di cewek.”

Kesuksesan Rethea secara resmi prestasi guild komersial. Tapi orang istana pasti tahu siapa pahlawan sebenarnya.

(Instingnya bagus. Tapi kalau terlalu libatin Aristo-sama juga……)

Kate lagi dilema. Jujur dia berharap, tapi Aristo lagi dianiaya. Gak mau terlalu bebanin, itu pendapat umum cewek yang kenal dia.

“Bergantung ke cowok…… gak tau apa bahayanya.”

“Kamu juga liat kan? Dia jabat tangan sama aku, bilang makasih juga loh?”

Luetta bilang kayak ‘kalau orang kayak gitu pasti mau ngobrol deh’, penuh harap.

“Mungkin sekarang aja keliatan gitu. Kalau punya pikiran jahat malah tambah bahaya.”

Tapi kata itu bikin Kate langsung bereaksi.

“Itu gak ada. Jangan kasar ngomong soal Aristo-sama.”

Kate sering tinggal di Seidouin sebagai penghubung, tapi tentu kerja di istana juga. Dia salah satu maid yang dapat harapan hidup dari senyum ceria Aristo. Sekaligus anggota aktif ‘Pasukan Pengen Di entot Tuan Istana’.

“……itu malah jadi masalah.”

Kata itu kuat banget, sampe bikin Arya yang dingin gemetar.

“……Ba-baiklah. Kata tadi aku tarik kembali……”

“A-aku juga akan hati-hati……!”

Luetta ikut gemetar. Benar-benar kena imbas. Setelah diam sebentar, Arya balik ke topik.

“Luetta. Kami orang yang berdoa, bukan yang jualan. Dagang cuma nyusahin siswi biara.”

“Cara sekarang yang lebih susah. Barang yang dibutuhin siswi biara aja udah susah beli. Dewa Rim pasti gak bilang tekan siswi biara.”

“Emang sekarang siswi biara lagi susah. Aku juga sedih.”

“Kalau gitu, kenapa gak pertimbangin dagang lagi?”

Arya napas dalam ke pertanyaan Luetta.

“Sudah waktunya balik ke cara asli biara.”

Lanjut lagi.

“Biara utama di ibu kota bertahan cuma dari donasi. Luetta, kamu tahu kan.”

“Emang iya sih……”

Biara utama itu biara besar di ibu kota. Luetta dulu siswi biara di sana. Makanya dia tahu biara utama gak dagang.

“Tapi jumlah yang harus dibayar ke ibu kota beda, jumlah cewek di sekitar juga beda. Gak mungkin sama di sini.”

Dia ngomong dari sudut pandang realistis. Tapi kepala biara gak izinin.

“Luetta, kamu masih bilang gitu……!”

Dia nutup muka sebentar, lalu naikin suara.

“Di sini juga Seidouin sama! Gak ada alasan gak bisa sama kayak biara utama!”

Bam! (suara ketuk meja keras)

Dia ketuk meja keras pake telapak tangan. Itu bukan ancam Luetta, tapi kayak ngelempar sesuatu dalam dirinya sendiri.

“Uang ke ibu kota……! Dagang……! Gak perlu terikat hal kayak gitu! Biara utama bisa!! Kita harus gitu……!!”

Meja sekretaris ikut goyang, beberapa dokumen jatuh.

“……”

Siswi biara berkepang tiga yang angkat dokumen itu diam aja dari awal rapat.

“Arya. Tenang dulu.”

Suara wakil kepala biara membuat siswi biara yang diam itu balik ke tempatnya. Arya keliatan risih, lalu alihkan pandangan.

“Ma-maaf. Keliatan jelek ya……”

Uang yang ditambah buat ibu kota. Dan jarak antara warga sama Seidouin yang makin lebar.

(Harus gitu……)

Kate liat Arya yang naikin suara, mikir dalam hati.

(……apa yang bikin dia keras kepala sampe gini ya)

Kepala biara dipilih dengan persetujuan semua siswi biara. Dulu Arya katanya disayang banget, Kate sering denger. Tapi perasaan siswi biara sekarang gimana. Kate agak takut nanya.

“Dua minggu buat rencana. Kalau dalam sebulan gak ada hasil nyata, pulang aja.”

Akhirnya Arya izinin Olivia tinggal dengan syarat itu. Tapi dia gak izinin siswi biara ikut dagang lagi.

“Cuma Luetta yang ngusulin aja yang ikut. Aku gak mau bebanin siswi biara lebih banyak.”

Tapi kata bagian belakang itu, emang hati Arya yang sebenarnya.

Kate abis rapat sederhana sama Luetta.

(Waktunya mepet. Kalau bisa pengen denger pendapat Aristo-sama juga……!)

Dia putusin minta saran Aristo, walaupun tahu gak sopan. Kalau arah sudah ditentuin, gak bisa lama-lama. Dia cepet-cepet ke kamar tamu VIP, kamar yang disediain buat Aristo cs.

(Mulai sekarang sekamar. Sebagai maid, harus tegas……)

Tapi langkahnya pelan-pelan melambat.

(Beneran sekamar sama Aristo-sama ya…… )

Dia juga cewek muda. Dan sensitif banget sama pandangan Aristo yang ramah…… atau lebih tepatnya mesum.

(Baru dateng aja, bokongku diliatin banyak banget…… )

Arti pandangan kayak gitu, di perkumpulan rahasia mesum itu pasti sudah dishare. Apalagi Kate dapat hadiah spesial dari Iruze-san.

『Selama di Seidouin, perawatan Aristo-sama serahin ke kamu』

Tentu bukan cuma urusan sehari-hari yang diminta Iruze-san.

(Akhirnya aku juga bisa kasih perawatan )

Perawatan yang bikin semua maid seneng banget, itu yang diminta.

(Pake mulut, kalau bisa pake memek juga…… )

Hari buat tunjukkin hasil latihan sendiri semakin deket, dia gemetar.

“Ga-gak boleh. Ini kerjaan, ini kerjaan Kate. Gak boleh……”

Kate sadar dirinya lagi excited, ngomong sendiri buat nahan diri.

(……!)

Tapi pas berdiri di depan pintu, Kate tetep gelisah.

『Ah! Ahaa! Iku! Ikuuu! 』

Suara wanita samar-samar kedengeran.

(O-Olivia…… cepet banget!)

Teman yang dari pagi mukanya mesum, pasti lagi ngarep apa, Kate tahu banget. Tapi gak nyangka langsung dientot pagi-pagi.

(Duh…… ya udah lah)

Kate senyum kesal, buka dalam ingatan ‘Buku Panduan Perawatan Aristo-sama Pasukan Pengen Di entot’ yang sudah dia hafal total.

(Pasal 224 sama 225 )

Cara tangani kalau Aristo abis ngentot banyak sama cewek lain. Ada lebih dari seratus pola praktis yang dishare, dia pasti gak tahu.

(Pertama ventilasi bersihin. Arahin Aristo-sama mandi dengan halus…… gitu)

Dia tunggu suara besar dari dalam ilang dulu. Lalu ketuk pintu pelan.

“Aristo-sama. Boleh masuk?”

Langsung kedengeran ribut.

“Ah, u-un! Tunggu bentar ya……!”

Suara Aristo panik.

(Fufu, orangnya imut banget…… )

Kate senyum sopan denger suara itu.

(Besok aku juga harus berani. Kalau gitu harus review halaman 300 ke atas!)

Dia genggam tangan dua-duanya, hembus napas kasar fuuhs.

────────────────

Pagi berikutnya, pagi di Seidouin sangat pagi banget.

“Kalau gitu Aristo-sama, Olivia-san. Hari ini aku yang nemenin jalan-jalan ya.”

Kate-san lagi urus kelinci penarik kereta, jadi aku sama Olivia dipandu Luetta-san, inspeksi biara dari pagi banget. Katanya kadang ada orang umum dateng, tapi belum ada yang selain siswi biara.

(Masih gelap banget. Wajar orang biasa belum dateng.)

Tapi para siswi biara sudah mulai kerja yang disebut tugas.

“Abis doa pagi, masing-masing kerjain tugas. Pertama bersih-bersih ya.”

“Eh, aku juga ikut bersih-bersih?”

Katanya diperlakukan sama kayak siswi biara, jadi aku konfirmasi.

“E-eh! Nanti mungkin diminta, tapi sekarang gak apa-apa kok!”

Dia geleng-geleng kepala yang pake veil keras. Aku masih tahap tamu, kayaknya. Dia berdiri di depanku, nemenin jalan di koridor.

“Kalau gitu ke sini ya.”

Jalan di koridor, kadang ketemu atau lewatin siswi biara yang lagi bersih-bersih, mereka membungkuk.

“Selamat pagi.”

Karena orang umum belum ada, aku sambil balas salam sambil membungkuk. Tapi semua diam aja.

“I-itu aturannya salam diam kok……!”

Luetta-san jelasin, aku agak lega. Ngomong-ngomong aku pake penutup mata yang disediain, tapi penglihatan gak tertutup.

(Bajunya tetep gila……)

Makanya payudara samping yang meluber kelihatan jelas. Jendela bokong yang memikat di baju siswi biara juga masuk pandangan.

“Aristo. Liat apa?”

Yang cepet sadar adalah Olivia.

“I……!”

Aku kaget, dia senyum kecil.

“Horny langsung bilang ya ”

Kejadian kemaren bukan mimpi, aku nyengir.

“Fufu ”

Tapi senyum Olivia lebih menggoda dari biasanya, bikin aku susah nahan nafsu.

“Ini aula suci.”

Jalan di lorong sebentar, masuk ke bangunan segitiga yang juga pintu masuk Seidouin. Langit-langit tinggi dari kayu cokelat tua indah banget.

“Juga jadi pintu masuk Seidouin. Orang awam boleh masuk bebas sampe sini.”

Olivia senyum.

“Di guild komersial juga ada yang rajin. Minta tolong dewa gitu, aku sih gak suka.”

Olivia kayaknya pengen pisahin dagang sama dewa. Luetta-san yang balik badan, mulutnya tersenyum.

“Dewa Rim bukan dewa dagang sih…… tapi yang penting hati tenang. Aku mikir gitu.”

Cara ngomongnya agak santai, keliatan itu pikiran aslinya. Denger gitu, Olivia tenang.

“Cara mikir yang bagus ya.”

Aku setuju. Aku angguk-angguk, Luetta-san pipinya merah.

“Ehehe…… makasih……”

(I-imutnya!)

Ditambah badannya mungil, bikin pengen lindungin. Kalau matanya gak ditutup, pasti lebih mematikan.

(Pengen punya adik kayak gini……)

Tapi yang harus diinget, itu cuma atmosfer doang.

(Payudara sama bokongnya lebih ke wanita seksi daripada adik……!)

Payudara samping yang lembut meluber jelas, bokong yang terbuka juga lengkungannya memikat. Kalau aku kakaknya, pasti khawatir ada serangga jahat yang nyamperin.

“Selanjutnya ke sini ya.”

Wakil kepala biara kayak gitu nemenin kami ke dinding aula suci. Di sana ada dua pintu kecil berjejer yang terbuka.

“Ini ruang pengakuan dosa. Siswi biara dengerin penyesalan atau keluh kesah.”

Buat siswi biara itu latihan paham kasih sayang, buat orang awam bantu ringanin hati katanya. Ruang kecil dua, dipisah tirai di tengah. Lalu Luetta-san nunjuk ke bagian paling dalam aula suci, yang agak tinggi.

“Dulu ada ‘pengakuan utama’, ngaku dosa di depan semua siswi biara di tempat itu.”

“Wah……”

Butuh nyali besar ya ritual itu.

“Sekarang udah gak ada. Kebiasaan siswi biara yang nakal ngaku di depan juga udah lebih longgar.”

Aku generasi beruntung mungkin, Luetta-san tersenyum.

“Jadi, pas pake ruang pengakuan dosa itu dapat donasi ya?”

“Iya, seikhlasnya.”

Katanya di semua biara, yang mau pake ruang pengakuan banyak. Tapi di situ wakil kepala biara murung.

“Tapi sekarang…… sudah berkurang banget. Orang yang dateng ke biara aja sedikit.”

“Begitu ya.”

Olivia mengangguk, topik akhirnya ke kondisi keuangan biara.

“Sekarang abis hentikan bisnis komersial, itu sumber pemasukan penting yang hilang……”

“Bisnis komersial?”

Pas aku miringin kepala karena kata asing, Luetta-san jelasin baik-baik.

“Dagang yang dilakukan di Seidouin. Tugas yang berhubungan dagang disebut gitu.”

Ngomong-ngomong, bisnis komersial sebelumnya juga lagi susah banget katanya.

“Makanya aku pikir harus panggil orang yang jago dagang, nanti minta bimbingan.”

Akhirnya dia dateng minta tolong ke Iruze-san.

“……tapi Arya gak setuju.”

“Haha. Makanya kamu sendiri yang dateng minta ke Wime ya.”

Maaf merepotkan, Luetta-san membungkuk. Kemaren sebelum makan malam dia minta maaf banyak, aku sama Olivia geleng-geleng.

“Udah gak usah minta maaf lagi. Aku juga gak marah kok.”

Ngomong-ngomong, aku juga jadi konsultan dagang. Iruze-san lagi susah, aku juga gak suka cuma diem di sini tanpa tujuan. Apalagi setelah sentuh hati Olivia sebagai guild master, aku pengen bantu.

(Emang aku gak tahu dunia, gak tau bisa apa……)

Tapi Olivia bilang ‘aku andalin kamu’, kata yang berharga. Cewek cantik bilang gitu, semangat aku langsung naik, emang aku cowok gitu.

“Fufu, Aristo emang kayak gini. Luetta cepet biasain ya.”

“I-iya…… makasih……!”

Matanya gak keliatan, tapi dari suara aja tahu Luetta-san lagi nangis bahagia.

“Tunggu tunggu, jangan nangis. Siswi biara lain kaget loh.”

Olivia tangani kayak pas adik nangis, dia emang kakak banget.

“Aristo, gimana menurutmu?”

Kata dia bikin aku mikir.

“Umm…… susah ya buat balik ke kerjaan lama?”

Meski simpel, harus dipikirin dulu.

“Bukan gak mungkin sih……”

Olivia agak terlihat susah. Itu karena dagang yang dulu dilakukan Seidouin. Katanya mengasah batu sihir, tapi saingannya banyak banget.

“Kalau dibuka lagi pasti ditawar murah. Malah cuma tambah sibuk doang.”

“Begitu ya……”

Bener kata Olivia. Kalau bisa, situasi gak bakal kayak gini……

“Jadi selain itu ya. Umm……”

Pertama pengen tahu lebih banyak soal Seidouin. Pas aku mikir gitu, ada dua langkah kaki lain mendekat.

“Permisi.”

Itu Arya kepala biara bareng Kate-san. Pandangan indahnya langsung ke aku, lalu agak melebar.

“Begitu ya…… emang Aristo-dono sekarang kayak cewek ya.”

Pake baju kerja sama penutup mata, aku keliatan kayak cewek buat dia. Tapi langsung matanya menyipit.

“Jangan-jangan…… beneran cewek?”

Pandangan tajam yang cocok buat kepala biara es. Yang bereaksi lebih cepet dari aku adalah Kate-san. Hampir nyela.

“kepala biara?”

Suara agak rendah, Arya langsung lurus punggung.

“……Bercanda.”

Cewek yang keliatan senior sopan ini, ternyata bukan cuma gitu.

(Kate-san kalau marah serem……?)

(Orang istana kebanyakan gitu. Baik-baik semua, tapi kadang marah sambil senyum)

Aku sama Olivia bisik-bisik, Kate-san senyum ke aku. Dia bela aku, tapi senyumnya sekarang agak serem.

“Sekarang pengen konsultasi gerakan konkret sama Olivia-dono. Luetta, ikut ya.”

Sementara Arya kepala biara tetep gitu. Cuma dateng bilang urusan doang.

“Arya, sekarang lagi keliling biara loh.”

“Aku serahin ke Kate-dono. Dia juga tahu banget soal biara.”

Cara ngomong ketus, bahu Luetta-san jatuh. Olivia kasian liat adiknya.

“Iya iya. Ngerti kok.”

Dia angkat bahunya, tinggalin aku. Arya kepala biara angguk puas,

“Kalau gitu, Kate-dono. Sisanya tolong ya.”

Dia balik badan cepet pergi.

(Punggungnya tetep luar biasa……)

Celana dalam rendah, bokong bentuk sempurna dipamerin sambil jalan, bikin ngiler. Cara jalannya kayak model, ini aja bisa dijual mahal. Di zaman modern, Seidouin pasti rame pengunjung, omzet gila-gilaan.

“Kalau gitu Aristo-sama, permisi dulu. Kalau ada masalah, bilang apa aja ke aku ya!”

Luetta-san membungkuk sopan, buru-buru pergi. Bokongnya juga loncat-loncat, luar biasa. Terakhir Olivia.

“Aristo, nanti ya.”

Sisa aku sama Kate-san. Para siswi biara juga udah selesai bersih-bersih, pindah tempat lain. Pas cahaya matahari mulai masuk dari jendela aula suci yang terbuka.

“Ooh……”

Entah kapan, matahari sudah terbit. Cahaya masuk ke ruangan luas, rasanya suci banget. Di ruangan suci itu, suara Kate-san terdengar.

“Aristo-sama. Agak capek gak?”

Suara lembut penuh perhatian. Mungkin karena tempatnya tempat suci. Senyumnya juga kayak penuh kasih sayang murni.

“Terima kasih. Aku gak apa-apa……!? ”

Tapi pas aku jawab, tiba-tiba. Dia cepet banget lilit tangan ke aku,

“Beneran…… gak capek ya?”

Suara jadi seksi. Dan maid perawatan baru ini gak berhenti di situ.

“Bagian ini keliatannya capek nih……”

“Uh!”

Tangan lenturnya malah elus selangkanganku……!

(Ouf……)

Emang di situ, abis liat bokong cantik Luetta-san sama Arya kepala biara, agak gede. Kemaren malam Olivia sudah banyak keluarin, tapi badanku emang gak ada obatnya.

“Tu-tunggu…… eh……?”

Kejadian mendadak bikin aku panik. Apalagi godaan yang kayak udah latihan berkali-kali, terlalu lihai. Ini beneran nyata ya……。

“Kemaren malam sama pagi ini aku belum bisa perawatan. Pasti numpuk kan.”

Kate-san bisik di telinga aku yang bingung.

“Perawatan kayak gini…… kalau bukan Effie, gak boleh ya?”

Cewek yang keliatan sopan ini, tunjukkin sisi baru lagi ke aku. Dia pelan-pelan tarik tanganku ke bokongnya sendiri.

“Kalau horny gara-gara baju biara, pake bokongku aja ya……?”

Lembut yang nempel di lengan. Rasa stoking hitam sama celana dalam di telapak tangan. Aku excited sama harap sama kontol yang tambah gede gara-gara godaan enak dia.

“I-iya……!”

Lupa kata sopan, aku angguk.

“Kalau gitu ke sini…… ”

Kate-san yang bilang gitu, bawa aku ke tempat yang mengejutkan.

“Siap ya, Aristo-sama”

“Eh!”

Ternyata depan pintu ruang pengakuan dosa.

“Tu-tunggu, Kate-sa……”

“Sekarang kosong. Cepet masuk……”

Gak peduli aku ragu, Kate-san dengan gerakan lincah masukin aku ke ruang kecil buat pengunjung umum. Lalu dia sendiri juga masuk ke ruang yang sama,

“Permisi…… ”

Clack, pintu ditutup. Langsung wangi manis dia memenuhi ruang kecil.

(Muka Kate-san deket banget!)

Walaupun ruang pengakuan dosa, ruangnya kecil banget. Gak sampe dua tatami, beneran sempit. Tentu jarak sama Kate-san hampir pelukan.

(N……?)

Di situ aku sadar sikapnya agak aneh. Aura lincah tadi ilang.

“Kate-san?”

Pas aku panggil, dia gelisah goyang mata.

“Maaf ya Aristo-sama. Aku pengen perawatan, makanya sampe kayak gini……”

Aura ngejar tadi ilang, mata indahnya sering nutup.

“Kalau aku gak cocok, bilang aja, aku ganti……”

Perubahan sikap mendadak bikin aku kaget. Tapi sebabnya langsung aku paham.

(Ah……)

Kate-san sering ngintip selangkanganku. Dan di sana, karena tiba-tiba dimasukin ruang pengakuan dosa, agak lemes. Tapi deket banget sama cewek secantik ini, payudara no bra nempel di dada.

“! ”

Kontolku langsung bangun lagi, tekan perut Kate-san gak lama.

“U-um…… boleh saya yang perawatan?”

Dia takut-takut tanya, sarung tangannya yang seksi itu dilepas di sana. kepala kontolku sudah kesemutan enak.

“……pengen Kate-san yang lakuin.”

Aku bilang pelan, di depan mata kayak bunga besar mekar.

“Iya!”

Kate-san tunjukkin muka baru lagi. Dia nempel badan sambil aku terpana, maid itu pelan-pelan turun ke bawah. Di tengah jalan, kontol yang ngepush celana lewat dada Kate-san.

(Payudara Kate-san lembut……)

Payudara no bra-nya, dari atas baju aja terasa lembut banget. Kontol yang tambah panas, sebentar lagi dibebasin Kate-san ke udara bebas.

“Aah…… luar biasa……”

Mata hijau berkedip-kedip, dia amati kontol yang sudah ngaceng sebentar.

“Permisi ya…… Sluuuurp”

Bibir sopan itu langsung nyantol kontolku. Tapi bibir yang sopan cuma sampe situ.

“Sluurp Slurp”

(Wah, tunggu…… aah!)

Bowjob yang mulai, gak terbayang dari aura dia, mesum banget. Mulutnya langsung jadi lubang penghisap mesum.

“Slurp slurp”

Gak ragu keluarin suara mesum, kayak mau telan semua precum.

“Lick Lick”

“Ah! Kuuh……”

Gerak kepala ritmis depan belakang, mulut dikecilkan hisap kuat.

“Shlop lick lick!”

(Lidah Kate-san, enak gila!)

Lidahnya muter-muter di sekitar kepala kontol, telan precum yang keluar. Kadang kayak tenangin kontol yang excited, cium lembut batangnya.

“Chu! Chu!! Chuuu!”

Blowjob penuh gairah yang gak kayak pertama kali.

“U! Ah…… haa……!”

Aku bukan yang diperawati, tapi digoda teknik seksnya. Pas Kate-san ngintip ke atas liat aku.

“Fuah! Aristo-sama, saya jago gak…… chuu! ”

Dia tunjukkin mata hijau basah, gosok kontol yang sudah licin air liur sama precum.

“Enak banget……!”

Aku angguk-angguk, Kate-san pipinya mekar. Lalu tatap aku terus, hisap lubang kencing tarik precum.

“Olivia sama aku, yang mana lebih enak……? Chu! Chuuuu!”

Dia lempar bom.

“Eh!? ”

Dia tahu banget aku sama Olivia sudah ngentot……!Aku kaget total, gak bisa bicara. Kate-san mata melebar sebentar, muka seneng banget.

“Fufu, mulut aku yang duluan ya. Seneng banget…… chuu!”

“!??!?”

Sejak dateng ke dunia lain, aku sering dibilang perasaan gampang keliatan di muka. Tapi sampe ketahuan gini……!

“Slurp slurp”

“Ah!!  Kuuh!!! ”

Maid hebat ini gak lewatin kesempatan aku bengong. Gerak kepala diputar, akhirnya serang kontolku habis-habisan.

“Sluuuuuurp!!”

Hisapan tambah kuat. Lidah yang melingkar pasti jepit pinggiran kepala kontolku. Kontolku bergoyang, nafsu numpuk sampe gak bisa balik.

“Gak tahan…… Ah! Mau keluar……! ……!”

Suara mesum bergema di ruang kecil. Blowjob Kate-san yang lebih mesum dari bayangan. Payudara lembut yang kadang nempel. Semua rasa bikin bijiku mendidih.

“N! Nn! Mau keluar!!”

Kate-san peluk pinggulku kuat-kuat.

“Nu! ”

Dan atas kehendaknya sendiri, kepala kontol masuk ke tenggorokan lengket.

“Aa Kate-san!! ”

Rasa kayak tusuk dasar memek, kontolku akhirnya sampe batas.

──Spurt!!!

“Nbu! Nuuu! Nnnn!”

Kate-san yang nempel di badan bawahku, keluar suara pelan sambil telan sperma. Langsung ditembak ke tenggorokan, tapi dia gak lepas sama sekali.

──Splash!!! Splash!!

Malah setiap sperma nempel tenggorokan.

“Nnn! Nfuuu!”

Dia kejang keras, semprot cairan cinta mesum dari selangkangan yang terbuka……!

(Kate-san keluar……!! )

Tetep aja, maid rambut hijau ini gak berhenti perawatan mulut. Lidahnya pasti gali lubang kontolku, minta sperma lebih banyak.

“Ah, bahaya…… lagi……!”

Liat tingkah mesum yang gak terbayang dari penampilannya, aku gak tahan. Cepet banget naik lagi, langsung keluarin sperma berikutnya.

"Spurt!"

“Nfuuuuuu!!”

Kate-san kejang lagi, telan sperma yang keluar. Dan Ruang kecil bau seks menusuk.

“Slurp……!”

(Kate-san terlalu mesum……!)

Pipinya dikecilkan hisap sperma terakhir, Kate-san akhirnya lepas kontol.

“Fuah……haa…… haa…… haa……”

Dia atur napas, lap mulut. Gerakan sopan itu, gak terbayang dia yang tadi blowjob gitu.

“Aristo-sama. Makasih banyak atas ejakulasi yang banyak ini.”

Aku cuma liat bokong cantik Luetta-san sama Arya kepala biara, horny doang. Lalu maid cantik ini bikin aku enak banget. Yang bilang makasih seharusnya aku.

“Mulut Kate-san enak banget.”

Tapi karena terlalu enak, ucapan terima kasih kalah sama kesan. Maaf ya aku cowok gak keren…… Tapi ke aku yang payah gini, Kate-san senyum.

“Dapat banyak gini, seneng banget…… ”

Ekspresi sopan dan imut, cowok mana aja pasti gak bisa lupa. Tapi pesona dia gak cuma itu.

(……luar biasa……)

Blouse hitam yang areola-nya keliatan, ada cairan putih yang gak ketelan, netes. Selangkangan yang dibuka lebar, celana dalam renda basah kuyup. Benang cairan cinta tertarik dari sana, stoking hitam basah licin. Paha dalam yang lembut masih gemetar sisa orgasme.

(Gak tahan……!)

Di depan Kate-san yang lagi liat, kontolku cepet banget keras lagi. Walaupun abis Blowjob gitu, perubahan itu bikin Kate-san wajahnya merah kayak gadis.

“Ah……”

Dia gerak kecil, satu tetes cairan cinta jatuh lagi.

──Drip

Suara itu jadi tanda buatku.

“A, Aristo-sama…… um……?”

“Haa……! Haa……!”

Nafas kasar, aku berdiriin dia, tempel punggung ke dinding ruang. Lalu angkat satu kaki yang panjang. Roknya emang pendek banget. Makanya gini aja, bagian bawah yang basah banget kelihatan semua.

“Ma-malu banget………”

Diliat situ, Kate-san merah sampe telinga.

“Haa……! Haa……!”

Excited aku tambah tinggi, kontol tambah keras lagi. Beneran siap tempur, di depannya Kate-san kayak tawanan yang bakal dirusak. Tapi dua tangannya gak nolak aku, malah ke selangkangannya sendiri.

Dan──

“Mau coba……?”

Rip……

Dia pelan-pelan sobek bagian selangkangan stoking hitamnya. Kulit putih sama bunga pink cantik yang penuh madu, mekar di sana.

“Kalau dipake, pasti…… gitu……”

Suara Kate-san yang merah sampe telinga beda dari biasanya. Mata hijau basah panas, penuh harap mesum pribadi ke aku sebagai cowok.

(Imut……!)

Liat dia yang udah lewat ‘perawatan’, aku sudah gak tahan lagi.

“A……! Aristo-sama……”

Shloph, aku buka jalan madu, rasa nembus selaput daranya terasa.

“Haa……  ”

Kate-san agak melengkungkan badan karena benturan itu, aku pegang kaki panjang itu, tempel kepala kontol ke dasar.

“Aah! ”

Erangan naik. Sekaligus memek jepit kuat, mulut rahim nyedot kepala kontol.

“Kuu……!”

Kalau lengah pasti langsung keluar, enak banget. Tapi aku pengen liat Kate-san semakin rusak.

“Ah! Aaaah! ”

Bam bam bam bam!!

Tempatnya sempit, gak bisa gerak kasar, pinggul pelan aja. Tetep aja, dari situ pertarungan sengit sama nikmat.

“Haa! Aah! Aristo-samaa……  ”

Di telinga kedengeran erangan manis panas Kate-san. Di dada, payudara lembutnya nempel kuat.

(Pelan gini malah nempel banget……!)

Dinding memek yang pas bungkus pinggiran kepala kontol, kayak gak mau lepas, nyantol kontol. Angkat bokongnya biar gak fokus, daging bokongnya juga lembut enak.

(Ah…… badan Kate-san terbaik……!)

Nikmatin rasa bokong, lama-lama gak cukup. Gak sadar tangan dari atas masuk, nikmatin bokong polosnya.

“An! Haa! Aaaah! Lebih lagi…… aaaah! ”

Squeeze, aku meremas bokongnya, dinding memek Kate-san makin jepit kontolku. Lalu dari dalam kasih cairan mesum. Reaksi imut itu, aku tambah goyang pinggul.

“Haa…… haa……!”

“Aah! Keras! Kontol Aristo-sama kuat! ”

Akhirnya, Plap plap plap, suara ritmis mulai kedengeran.

“N! Nn! Aaah! Luar biasa! Dalam banget! Aaaah! ”

Gak sadar, Kate-san lilit lengan sama kaki kuat ke aku. Maid cantik itu sudah kayak kugendong.

“Aah! Aristo-sama, rasanya enak…… n! Haa!”

“Iya! Gila enak! Nempel banget……!”

Dinding memek nempel erat ke kontolku…… gak, gak mau lepas.

“Memekku…… lulus ya?”

Plap plap plap tusuk dia, aku angguk berkali-kali.

“Iya, iya……!”

Dibolehin sama cewek cantik, denger kata manja gini, terbaik banget. Aku tambah excited, remes bokong polosnya lebih kuat.

“Aah! Aristo-sama, bokong…… aaaah! ”

Pas itu, lengan Kate-san jepit lebih kuat. Dia nempel ke aku, Memek orgasme berisik keras.

“…… haa……!”

Sarang madu pas jepit pinggiran kepala kontol, mulut rahim turun ke kepala kontol. Dinding memek yang nempel berisik, gerak minta sperma gak kalah sama blowjob.

“Aristo-sama ah…… aah! Enak banget……  ”

Kali ini Kate-san sendiri yang goyang pinggul. Pake kaki yang lilit aku, di posisi gak stabil, gosok dinding memek ke kontol.

“Mau sperma! Ah! Ah! Kasih aku! di memekku aah! ”

“Ua! Aaah!”

Plap plap plap, dia goyang pinggul mati-matian. Cuma gitu aja enak banget.

“ ! N! ”

Dia sambil gitu, orgasme berkali-kali. Setiap kali, kontol dijepit keras dinding memek.

“Aristo-Samaaaaa!! ”

Aku sendiri mau keluar sambil tetep manja Kate-san. Perawatan maid cantik yang rajin dan mesum. Aku gak tahan rasa puas dan nikmat yang gak tertahankan.

“Kate-san, iku……!!  ”

“Iya! Iya! iku! Ikuu! ”

Ke dalam Kate-san yang keluar terus, aku tembak sperma sekuatnya.

Spurt spurt spurt!!!

“Iku……! Memekku penuh sperma……! ”

Setiap telan sperma memeknya bergoyang jepit kontol. Ternyata Kate-san rakusnya gak cuma mulut atas doang.


“Ha! IKuu!”

“!Nn! ”

Dia buat kontolku, goyang pinggul beberapa kali lagi.

“Aristo-Sama ah! Lagi! Iku! ”

Kate-san tunjukkin ekspresi nikmat dari deket, semprot cairan campur cinta sama sperma.

“…… ah……  ”

Dan…… setelah sperma di memeknya diganti baru total.

“Pake saya lagi ya…… ah…… ah…… haa haa Aristo-sama……  ”

Sambl bilang imut gitu dia nempel lagi ke aku sekali lagi.



Kamu sudah CROT 0 kali

Panduan Membaca

 1. Cara Memulai Membaca Novel

  • Buka chapter novel yang ingin kamu baca.
  • Cari "box" atau tombol bertuliskan "Mulai Baca", "Start Reading", atau ikon play/play button (biasanya berbentuk kotak besar di tengah atau bawah cover novel).
  • "Klik box tersebut" untuk langsung baca.
  • Jika ada popup iklan, tutup saja (klik tanda X) dan lanjutkan.

 2. Menghilangkan Blur pada Gambar

  • Saat membaca chapter, jika ada "gambar ilustrasi" yang blur (kabur), cukup "klik langsung pada gambar tersebut".
  • Blur akan hilang secara otomatis, dan gambar akan tampil jelas full resolution.
  • Tips: Klik sekali saja, jangan zoom dulu agar proses lebih cepat.

 3. Menghilangkan Blur pada Teks/Cerita

  • Jika "teks chapter" terlihat blur atau sebagian kabur, "klik pada area teks" (paragraf atau kalimat yang blur).
  • Blur akan hilang, dan teks menjadi jelas untuk dibaca.
  • Alternatif: Scroll sedikit ke bawah lalu klik lagi pada teks jika masih ada bagian yang blur.
  • Jika seluruh chapter blur, coba klik di tengah-tengah layar atau pada judul chapter.

Nikmati baca novelnya! Kalau ada saran atau chapter favorit, komentar di bawah chapter masing-masing. Happy reading!