Sasensaki wa Josei Toshi! Chapter 08 (Vol.2)


Bab 3: Belajar, dan Terhubung

Di kamar tidur dalam ruang kepala biara.

Di atas kasur itu, Alya lagi gelisah dalam tidur.

(……jangan……っ…… jangan lakuin……)

Di balik kelopak matanya, pemandangan yang sering dia liat ulang lagi.

『Gak butuh orang tanpa bakat di ibu kota! Jangan tunjukin badan kotor ke aku!』

Bangsawaan yang dateng gak sesuai janji, mau angkat tangan ke Luetta yang lagi usaha layani dengan sungguh-sungguh.

Jelas cuma lagi bad mood, mau ngeluarin kesel doang.

『Siswi biara Luetta!』

Sama kayak hari itu, Alya tinggalin posisinya, lari.

Orang desa, gak punya bakat, cara bicara kasar.

Luetta yang tetep baik ke dia yang gitu, gak tahan liat dia kena seenaknya cowok.

『Count Deeb, tolong maafin! Sekarang aku panggil pengganti!』

Alya maju ke depan Luetta, cepet sujud.

Baju kotor tanah gak peduli.

Tapi bangsawan itu gak mau denger.

『Ngomong sama siapa! Makhluk menyebalkan yang numpuk di ibu kota!』

Kali ini bukan tangan, kaki bangsawan itu mendekat ke Luetta.

Alya udah gak tahan sama kata-kata sama sikap itu.

『Makhluk, katamu……』

Di antara siswi biara, dia dapat perlakuan gak adil, tapi gak pernah nyerah, gak pernah balas dendam.

Selalu ceria ngomong sama junior, bimbing, senyum lembut.

Cowok yang gak bisa kontrol emosi sendiri, yang mana yang makhluk.

(Ah…… lagi……)

Emosi yang naik lagi direproduksi.

(Jangan, jangan! Itu gak boleh! Jangan bilang!)

Alya mati-matian coba nahan diri masa lalu.

Coba tahan emosi yang gak bisa dikontrol.

『Binatang yang andelin sihir. Kaki pendek itu potong aja!』

Tapi di mimpi hari ini juga, Alya di masa lalu bilang kata penentu itu.

“Jangan lakuin!! ”

Dia kayak biasa balik ke realita.

Lalu penyesalan keras nyerang dia kayak kemaren.

“……mimpi…… ya”

Ini Il Seidouin yang dipindah sebagai hukuman.

Kamar tidur yang rasanya kayak penjara.

Alya pastiin dua hal itu, napas fuu.

Masih gelap di luar.

(Ngomong-ngomong aku tidur dari kapan ya……?)

Coba ingat malam kemaren, dia mata melebar.

(Iya! Aku dipeluk cowok itu……!!! )

Alya buru-buru keluar kasur kayak jatuh, cepet-cepet ke gedung asrama siswi biara.

(Abis cek kamar tidur siswi biara, harus ke kamar cowok itu!)

Dia mungkin lagi lakuin apa ke siswi biara karena dia bikin repot cowok.

Mungkin udah lepas topeng ramah, tunjukkin taring beracun.

Kayak Count Deeb, mungkin lagi siksa cewek……!

“Luetta!”

Kamar pertama yang dia sampe adalah kamar Luetta.

Tapi beda dari prediksi terburuknya──ada wakil kepala biara lagi tidur nyenyak.

“Aristo-sama a…… fuhehe…… baik banget……”

Plus sleeping talk santai.

(Syukur. Kayaknya gak kena kekerasan)

Pastiin bagian yang keliatan gak ada luka, Alya pelan-pelan cek kamar siswi biara lain.

Untungnya, semua siswi biara napas tidur tenang.

Kamar juga gak acak-acakan.

(Paling tidak aman. Tapi mungkin ada apa-apa. Aku liat cowok itu juga)

Waktu siswi biara belum bangun.

Tapi pas pelan ke kamar tamu VIP, kosong.

(Cowok itu juga gak ada……?)

Kalau Aristo kenapa-kenapa, repot banget.

Kasih kamar terbaik juga biar hindarin ribet gitu.

(Jelek…… lagi-lagi bikin siswi biara susah……!)

Perbuatannya sendiri yang nambah jumlah bayar ke ibu kota.

Itu fakta yang masih nyiksa dia sekarang.

“……っ……”

Alya keringet dingin, keliling Seidouin cari.

Lalu nemu dia di tempat yang gak disangka-sangka.

“O-oi……”

Itu ruang pakaian.

“O-oi, lagi ngapain……!? ”

Di bawah cahaya batu cahaya kecil, Aristo lagi nulis-nulis di tumpukan kertas banyak.

“Eh? Iya, gambar desain bra…… eh, Alya-san!? ”

Aristo mata melebar pegang pena, lalu langsung muka khawatir.

“Ha-harus tidur! Baru aja pingsan tadi loh.”

Suara pelan tapi agak marah Aristo.

(A-apa……!? )

Alya bingung liat sikap itu.

Kayak Luetta dulu.

『Alya baru pingsan kemaren kan! Hari ini harus istirahat kerja!』

Alya bingung gak bisa liat mata lurus Aristo, liat sekitar.

Lalu paham kenapa dia pelan suara.

Di meja tempat Aristo nulis, dua cewek lagi tidur tengkurap.

“Su…… Aristo…… mesum……”

“……Aristo-sama…… ini yang……”

Itu guild master komersial sama maid penghubung yang bantu keuangan.

Aristo pelan suara biar gak bangunin mereka berdua.

Cowok lakuin pertimbangan gitu secara alami, Alya bingung.

“Oi…… beneran gak ngapa-ngapain……?”

Kata yang bisa keluar dari Alya yang bingung cuma itu.

Banyak yang pengen ditanya, tapi pertama mikir siswi biara.

Tapi cowok bernama Aristo ini bilang hal aneh.

“Eh sekarang, lagi gambar bra……”

“Bu-ra ja……? Apa itu?”

Kata asing.

Alya refleks tanya balik, Aristo agak susah bilang.

Susah bilang lagi gambar celana dalam ke cewek yang gak suka dia.

“Aa iya…… uun……”

Tapi reaksi itu bikin Alya langsung mata menyipit.

“Itu sihir rahasia kamu……?”

Aristo geleng-geleng keras, gak gitu.

Karena salah paham gak disangka, dia buru-buru jelasin situasi.

“Ah, barang perlu buat dagang baru! Makanya ini tanggung jawabku, cari yang bisa aku lakuin, jadi ini deh.”

“Tanggung jawab?”

“Ada batas waktu, paling tidak sekarang lakuin semua yang bisa dulu katanya.”

Aristo buru-buru ambil satu kertas dari tumpukan.

Di situ gambar halus, kayak aksesoris buat payudara cewek.

“Ini namanya bra. Celana dalam cewek baru yang aku liat di ibu kota, dipake di dada katanya bagus buat gaya.”

Alya juga cewek.

Waktu sekolah dulu gak gak suka gaya.

Abis jadi siswi biara, karena posisi buang perasaan gitu……。

(Ini……)

Tetep, gambar itu langsung keliatan menarik buat cewek.

“Orang Wime suka barang baru, ini kainnya juga sedikit. Sama Luetta-san sama Ove-san juga ngomong, kayaknya potensial.”

Lanjut Aristo.

“Eto, iya! Makanya, cuma aku yang tahu, aku ingat-ingat bentuk macem-macem lagi gambar. Ya, gak terlalu bagus sih. Ahaha……”

Alya yang pernah di biara utama ibu kota, bra ini pertama kali denger.

Tapi dia yang udah buang gaya, gak terlalu heran.

Lebih tepatnya, pertanyaan lebih besar banyak yang isi kepalanya.

“……bukan……”

Paling tidak bentuk ‘bra’ ini gambarnya jelas banget.

Pola agak digeneralisasi, tapi gak bisa bilang jelek.

Cewek Wime yang suka hal baru, cuma gini aja pasti langsung tertarik jelas.

“Ini…… gak jelek kok.”

Alya aslinya gak pinter kerajinan.

Makanya kata yang keluar berlebih, Aristo langsung muka cerah.

“Bener!? Iya, dulu temen bikin doujinshi aku gak bisa nolak bantu. Tiap tahun kena, lama-lama dipuji!”

(Do-doujin? Apa yang dia bilang?)

Kata yang gak paham buat Alya, Aristo garuk kepala.

“Fufu…… seneng deh.”

Muka nyengir agak ceroboh, gak ada niat jahat sama sekali.

Alya rasain dada deg-degan liat ekspresi tanpa pertahanan itu.

(Cowok ini…… apa sih……)

Dan pertanyaan Alya tambah banyak.

Itu tumpukan kertas di sekitar.

Dari keringnya tinta, jelas baru digambar.

“Semua ini…… kamu yang gambar?”

Alya liat tumpukan kayak gunung itu tanya.

“Ah, iya. Shift malam…… bukan, kerja malam aku biasa.”

Aristo santai aja bilang iya.

“Lagipula semangat banget. Ya, mungkin karena mesum……”

Bagian terakhir gak kedengeran, tapi Alya tetep kaget.

(Segini banyak semalam, katanya? Apalagi ini celana dalam cewek……?)

Cowok yang gak jijik liat bokong mereka dari jendela suci, jarang banget.

Payudara samping dari sabuk suci juga gitu.

Katanya jangan tunjukin barang kotor, tapi tetep patuh ajaran.

(Tapi cowok ini, gambar celana dalam buat payudara…… keliatannya seneng)

Bukan cuma itu, Aristo ngomong biasa aja sama Alya.

Buat Alya yang ingetan Count Deeb kuat, badai bingung.

“Oi…… kamu gak perlu ikut campur dagang kan……?”

Dia tahu perintah ke dia diem sebulan.

Alya bilang gitu, Aristo bilang hal aneh lagi.

“Eh iya, tapi ini perlu buat dagang baru. Makanya aku yang gambar, karena cuma aku yang tahu bentuknya.”

“……”

Alya diem sebentar.

Cowok ini, beneran gak ngerti situasi atau gimana.

Tapi Alya yang dingin, gak bisa bilang apa-apa.

Dia cuma liat gambar bra yang digambar Aristo, mikir dalam hati.

(Ini…… mungkin beneran bisa jadi dagang baru)

Dia gak suka cowok, tapi kalau buat biara, mungkin bisa manfaatin.

Alya napas dalam, pelan bilang.

“……terusin aja. Tapi jangan sampe siswi biara liat.”

Aristo mata berbinar.

“Iya! Makasih Alya-san!”

Alya liat muka seneng itu, entah kenapa dada deg-degan lagi.

(Cowok ini…… beneran aneh)

Tapi mungkin, gak seburuk yang dia pikir.

Alya balik badan, pelan keluar ruang pakaian.

Tapi di pintu, dia berhenti sebentar.

“……jangan overwork. Kamu juga tamu.”

Kata kecil, lalu dia pergi.

Aristo di ruang, nyengir sendiri.

(Alya-san…… mulai cair kali ya)

Dia lanjut gambar bra, semangat baru.

Tentu saja, Alya tahu kalau itu strategi bodoh dari bangsawan itu.

Makanya, pemandangan di depan mata ini gak bisa dia percaya.

(Apa yang lagi terjadi……!? )

Kepala biara es itu, sekarang cuma cewek bingung doang.

Di sisi lain, Aristo mulai nunjukin dokumen satu per satu ke dia.

“Yosh! Eh, ini rencana yang dibikin Olivia. Ini prediksi keuangan dari Kate-san! Tolong liat ya……”

Alya puji gambarnya, sikapnya gak sekeras yang dibayangin.

Aristo anggap itu kesempatan buat promosi.

Buat dia, dagang ini udah bukan urusan orang lain lagi.

“Sebentar lagi prototipe jadi, bentuknya masih dibahas──”

“Ah, iya……”

“Luetta-san sama Ove-san bilang, Alya kepala biara juga paham gaya. Makanya tolong tunjukin ke kepala biara──”

“I-iya……”

Alya kepencet semangat itu, nerima kertas sambil liat.

Di situ ada rencana kasar sama gambar prototipe, coretan koreksi di sana sini.

“Ada harapan berlebih, tapi aku pengen usaha. Tentu mulai kecil dulu. Dari kantongku juga keluarin! Tolong pertimbangin──”

Pas itu Aristo sadar Alya mata melebar, langsung sadar.

“Eh, maaf! Alya kepala biara harus istirahat. Luetta-san juga khawatir!”

Buat Alya, sikap minta maafnya mirip banget sama Luetta.

Pas sadar itu, mulutnya gerak sendiri.

“Kenapa……”

“Eh?”

Abis liat semua, Alya yakin satu hal.

Dia bukan makhluk jahat.

(……kalau ada yang jahat, bangsawan yang usir dia itu)

Makanya, dia gak tahan tanya.

“Kamu…… gak kesel ya……?”

Baru diasingin, malah diusir ke Seidouin.

Kayak khawatir banget sama aku sebagai kepala biara, malah begadang gambar celana dalam.

Semua Aristo ini, melebihi pemahaman Alya.

“Kamu sebenarnya…… apa sih……”

Dia bilang setengah bengong, Aristo senyum kecut.

Ingat di dunia lain dia binatang langka, binatang mesum yang kalah sama bawah.

“Biasa aja, ah…… bukan. Agak aneh, cukup payah cowoknya.”

Tapi, dia lanjut.

“Pengen deket sedikit. Kayak Alya kepala biara sama Luetta-san yang buka jalan sendiri…… pengen belajar gitu.”

Di ruang pakaian malam, cuma suara Aristo yang bergema.

“Makanya bukan kesel, malah seneng bisa dateng sini. Aku mikir gitu.”

Mata dia yang bilang gitu, penuh hormat ke Alya.

“……っ……!”

Pandangan itu bikin dada Alya deg-degan lagi.

Rasa kesemutan manis yang belum pernah, bikin dia bingung.

“A-aku apa yang kamu tahu. Jangan sok tahu……!”

Makanya kata tolaknya agak lemah.

“Ah! Ma-maaf…… aku kasar……”

Terima maaf mendadak cepet, kepala Alya tambah bingung maksimal.

(Tolong kasih tahu…… cowok ini apa sih……ッ!)

Gak mau ritme diganggu lebih lagi.

Alya ngerasa krisis, buru-buru jawab.

“……nanti denger dari Luetta juga. Pertimbangin beneran. Aku beda sama cowok.”

Aristo langsung angkat kepala, suara cerah lagi.

Muka kayak anak kecil seneng langit cerah lama.

“Terima kasih! Seneng…… ini buat semua orang……”

Tapi ekspresi itu gak lama.

“Oi……!”

Dia duduk di kursi, mulai napas tidur kayak dua cewek di sampingnya.

(……ribet banget orangnya……)

Alya liat rencana di tangan.

Gak mungkin dia sendiri yang nulis, jelas dari tulisan tangan yang beda-beda.

Dan di situ ada tulisan yang dia kenal.

“……Ove sama Luetta…… ya”

Luetta sama Ove keliatan seneng, siswi biara senyum kapan terakhir ya.

Kalau dagang ini sukses, mereka muka kayak apa ya.

(Pas itu, aku……)

Muka kayak apa yang harus aku pakai.

“……kenapa bisa muka gitu di depan cewek. Kamu”

Alya gumam ke muka tidur Aristo, pelan balik badan.

Suara dia keluar kamar, kecil banget gak kedengeran siapa-siapa.

────────────────

Beberapa hari setelah Aristo sama Alya ngobrol malam, lewat.

“……jadi.”

Hari itu, senja di ruang pakaian, Ove taruh bra yang baru dijahit di meja.

Beberapa siswi biara mata berbinar liat itu.

“““Wah……!”””

Bareng-bareng kagum.

Ove liat salah satunya, Luetta.

“……gimana?”

“Bagus! Aku pikir bagus banget!”

Wakil kepala biara yang ditanya, ambil bra yang berjejer, cek teksturnya juga.

“Iya iya! Halus banget, kayaknya gak sakit.”

“……kemaren bilang gitu, aku ubah jahitan. Sedikit elastis juga oke.”

Ove bilang gitu sambil ambil satu dari tumpukan kertas Aristo, tunjuk bagian.

“……ini ‘hook’ di punggung juga aku pasang. Di kamar ada yang mirip.”

“““Wah~!”””

Lagi-lagi kagum.

Siswi biara langsung ambil prototipe, cek detail kecil.

“Hasilnya luar biasa……! Wakil kepala biara, akhirnya Ove yang finishing paling bagus ya.”

“Kita tangani jahitan bawah sama pola kertas, persiapan gitu. Ove, oke?”

Kata siswi biara, Luetta bilang gitu, Ove angguk.

“……iya. Aku gitu aja.”

Suara dia datar kayak biasa.

Tapi Luetta tahu ada seneng samar, pipi kendur.

(Ini bisa jadi barang dagang. Syukur……)

Bra buat dunia lain, Alya yang pulih kasih izin cepet.

Bukan cuma itu, kalau gak ganggu tugas, siswi biara lain boleh bantu beberapa orang.

Makanya di ruang pakaian ada siswi biara selain Luetta sama Ove.

“Tapi Alya kepala biara bilang jangan deket-deket Aristo-sama……。 Ada apa ya?”

Tapi buat siswi biara, perubahan itu bikin bingung besar.

“Entahlah. Benci cowok kayaknya tetep……”

“Tapi kali ini aku juga kesel. Bilang Aristo-sama tinggal sebulan……”

Mereka paham banget artinya.

“Kayak anggap kita binatang lapar apa gitu. Langsung nyerbu sambil ngiler.”

“Walaupun Alya kepala biara bilang, aku niat gak mau deket.”

Iya iya, siswi biara angguk bareng.

Tapi Ove diam-diam keringet dingin.

(……aku tempelin payudara……)

Udah jadi binatang ke Aristo.

“Ya, kita juga mikir kasar ya.”

Luetta juga muka agak susah, tapi siswi biara gak sadar lanjut ngomong.

“Tapi…… liat Aristo-sama, agak…… ya?”

“Ganteng kan…… baik juga.”

“Aku lebih suka cowok berisi……。 Tapi dia beda level ya.”

Siswi biara lain pipi merah bilang.

“Sebenernya, pas gak pake veil ketemu dia.”

“Eh! Pasti dimarahin kan?”

“『Selamat pagi』 salam doang. Hari itu tugas gak fokus…… ”

Kyaa suara naik.

“Sekarang bisa bareng dagang. Kayak mimpi ya.”

“Wakil kepala biara, kepala biara…… suka Aristo-sama ya?”

Luetta senyum kecut ke kata itu.

“Mungkin enggak……”

Bilang gitu, dia sadar Alya agak berubah.

Apa pemicu izinin siswi biara ikut, Luetta juga gak tahu.

“Iya ya. Kepala biara…… keliatan susah banget. Sedikit aja santai bagus ya.”

Satu siswi biara napas fuu.

“Iya. Makeup tambah tebel. Pengen…… kita lebih diandelin.”

Mereka kenal Alya dari sebelum dipanggil kepala biara es.

Senyum lembut penuh kasih sayangnya, kebanggaan sama siswi biara.

“Entah kenapa, kepala biara kayak jauh ya sekarang……”

“Iya…… gak senyum lagi.”

Ove juga sama pendapat.

Makanya bilang.

“……sekarang, bra.”

Karena itu yang bisa selamatin biara sama Alya, dia percaya gitu.

“Iya!”

Siswi biara paham perasaan Ove, angguk tegas.

“Ngomong-ngomong, bra gak pernah denger.”

“Iya kan! Majalah Wime juga kayaknya gak ada.”

Siswi biara cek prototipe, Ove juga buka mulut.

“……pinter juga, tapi pekerja keras banget. Aku kaget yang itu.”

“““Iya!”””

Luetta juga setuju.

Sebelum siswi biara bantu beneran, kerja Aristo udah gila.

(Semua ini, Aristo-sama yang……)

Pertama, gambar desain.

Banyaknya sih, tapi Luetta kaget variasinya.

Dari yang banyak nutupin sampe sedikit, desain bikin hati berdegup berjejer.

Luetta cs gak tahu nama, ada yang kayak bistier, bikini ketat, sampe yang cuma di konten dewasa.

“……bilang hampir semua imajinasi. Tapi pas jelasin, agak lemes.”

“Lemes?”

Siswi biara miring kepala, Luetta bilang.

“Kerja sampe malam terus. Wajar capek.”

Kata dia bikin siswi biara terharu.

“““Gitu ya……!”””

Tapi sebenarnya beda.

Di dunia sebelumnya gak punya pengalaman cinta, tapi bentuk bra anehnya hafal.

Dia ngerasa ‘hasil’ dari 28 tahun perjaka, muka sedih.

“Ini beneran imut ya. Cuma nutup bawah payudara, gaya banget.”

“『Nipple cover』 katanya. Di kota lain ada yang mirip katanya.”

“Di mana denger gitu ya. Anak bangsawan pinter ya.”

Mereka seneng ambil satu prototipe.

Itu set open cup bra berani, nipple cover cuma nutup puting.

Malam iseng Aristo jadi nyata, dia belum tahu.

“……Aristo-sama beneran luar biasa. Kayak lebih tahu cewek dari cewek.”

“Toko jual sama cara jual udah ditentuin, kaget.”

“Paham pasar……。 Rumor toko roti pasti bener. Berdua usaha keras.”

“Paham. Lagipula dua orang itu aura bagus banget. Olivia-san juga baik.”

“Olivia-san yang usaha keras, Aristo-sama kasih hadiah……”

“Ah, mikir mesum! Rim-sama marah loh?”

“Ri-Rim-sama izinin mesum, oke!”

Luetta denger siswi biara rame, liat dokumen di tangan.

Di situ ada rencana rute jual, desain tas belanja, mekanisme pesan pribadi nanti.

“……beneran luar biasa…… Aristo-sama.”

Olivia sama Kate banyak bantu, Luetta paham.

Khusus kali ini Kate di keuangan, Olivia di strategi jual hebat.

(Tapi kunci penentu Aristo-sama)

Dia aktif banget minta pendapat sekitar.

Karena sadar dalam dia gak tahu dunia ini, dagang, cewek.

『Luetta-san gimana menurutnya? Aku pikir bagus, tapi mata cowok gak percaya diri』

『Eh…… celana dalam ganti berapa lama, boleh ajarin……? 』

Pendapat yang keluar dari situ dirangsang, makin diasah.

Siklus bagus itu, Luetta liat langsung.

“Kalau gitu, hari ini sampe sini.”

Malam udah larut, dia bilang bubar ke siswi biara.

Mereka yang lagi persiapan prototipe berikutnya, mulai rapikan alat jahit.

Pas itu, satu orang angkat suara.

“Akhirnya besok ya, Ove, wakil kepala biara.”

Dua yang dipanggil bik reak, muka tegang.

“……iya. Ditunjukin.”

“Beneran jelasin ya!”

Dua orang itu besok tunjukin prototipe baru jadi ke Aristo buat konfirmasi.

Kerja sih, tapi pandangan siswi biara berwarna.

“Iri……!”

“Aku juga pengen ditunjukin Aristo-sama!”

“Kalau bisa, pengen dicek sampe detail. Sentuh payudara gitu…… ”

Mereka gak tahu Aristo hisap puting Ove.

Makanya cuma khayalan gak boleh buat siswi biara, Luetta lembut tegur.

“Semua, agak mesum ya.”

Kata wakil kepala biara, mereka tehehe ketawa, rapikan.

“Kalau gitu wakil kepala biara, permisi dulu.”

“Ove, duluan!”

“Capek ya!”

Masing-masing balik kamar tidur.

Obrolan ringan punggung mereka ilang, di ruang pakaian tinggal Luetta sama Ove.

“……”

Diem sebentar, Ove yang buka mulut dulu.

“……tegang.”

“I-iya. Aku juga deg-degan.”

Luetta jawab.

Ke kamar Aristo yang asing.

Wajar tegang takut salah sopan.

“Bisa…… gak ya……”

“……latihan dulu.”

Tapi tegang mereka bukan cuma itu.

“……”

Mikir besok, dua-duanya geliat badan.

Pas itu, pintu ruang pakaian yang udah ditutup, buka lagi.

“Ara ara. Kalian berdua udah siap total ya♪”

“Lebih kayak gak sabar besok deh.”

Yang muncul Kate sama Olivia.

Dua-duanya muka seneng, lalu serius cek prototipe.

“N. Beneran ini yang ditunjukin?”

“Ah, iya! Ove yang pake, aku yang jelasin.”

“Iya, bagus. Kasih detail ke Aristo juga. Dia perhatiin banget.”

Sampe situ muka guild master Olivia.

Tapi abis itu, Kate juga bareng jadi muka cewek.

“Belajar kemaren, udah review bener?”

Kata maid, dua siswi biara buru-buru angguk.

“L-latihan jepit pake payudara, beneran lakuin!”

“……aku juga.”

Bareng-bareng raba kantong, keluarin benda kaku yang biasa buat sendiri.

“Pake ini bener…… itu……”

“……banyak latihan.”

Liat yang jauh lebih kecil dari punya Aristo, Olivia kusu ketawa.

“Pasti besok udah gak puas pake itu. Cari yang baru deh.”

“Eh?”

Luetta gak paham arti, Kate buka mulut.

“Walaupun gitu, kalian berdua ngintip kamar tidur kita. 『Berpotensi』 ya.”

“Kemaren juga dateng kan? Duh…… belajar sendiri rajin banget.”

Luetta sama Ove bik gemetar badan.

“It-itu……! A-ano……っ……!”

“……be-beda. Kebetulan……”

Alasan gampang ketahuan dua orang.

Olivia sama Kate godain mereka sebentar, lalu muka lembut.

“Aristo baik, ganteng, bau enak. Ya, perasaan paham?”

“Olivia sekarang juga gila-gilaan. Awalnya bilang anak buah babi.”

“Tu! Ga gitu……”

“Beda?”

“Be…… beda sih.”

Ingat malam kemaren erang kayak binatang, Olivia pipi merah.

Tapi cepet sadar, balik ke dua siswi biara.

“Akhirnya besok main beneran. Hari ini ajarin layanan intens.”

Kata Olivia, dua siswi biara tenggorokan gerak glu.

“La-layanan intens……!”

“……pengen tahu.”

Kate senyum.

“Iya. Kalau bener, pasti Aristo-sama seneng.”

Lanjut lagi.

“Aristo-sama pas topik celana dalam, sering excited. Tapi gak selalu kita di samping.”

Dua siswi biara denger serius.

“Supaya gak ganggu mood Aristo-sama kapan aja, sekaligus jangan minta terlalu banyak, etika itu perlu buat kalian. Kalian siswi biara pertama yang belajar. Jangan lupa ya.”

Luetta sama Ove angguk serius, Olivia buka mulut.

“Aristo baik, langsung sungkan. Makanya penting asah teknik layanan bikin dia mood. Kalau kontol masuk, cewek udah gak bisa menang.”

“Iya. Dipake sepuas hati Aristo-sama, udah sibuk gitu.”

“Aristo mungkin sering di sini nanti, harus jadi cewek yang pantas buat Aristo ya?”

Dipake…… kata itu bikin selangkangan Luetta panas.

Ove ingat waktu itu, puting cekungnya mau keluar.

“Kalau gitu, buat besok main beneran, belajar yuk♪”

Harap sama takut besok, nafsu naik.

“Iya……っ!”

“……minta, diajarin.”

Dua orang itu terima pendidikan cabang Il Seidouin ‘Pasukan Pengen Ditembak’.

Aristo rasain hasil pendidikan itu, besoknya.

“Eh! Udah jadi!? ”

Pagi banget, aku kaget kata Olivia sama Kate-san.

“Aku kasih gambar desain kan baru kemaren lusa ya?”

Izin maju, aku tambah semangat gambar bra.

Pokoknya banyak variasi, pengen cewek dunia ini nemu bentuk suka.

“Dua hari cukup katanya kan? Aristo kayaknya gak percaya.”

Olivia ketawa liat aku mata melebar.

Emang dia bilang gitu, tapi aku pikir over percaya ke kemampuan Ove-san.

Bra buat mereka barang asing.

Referensi cuma gambar amatir doang.

“Gak nyangka beneran dua hari jadi…… kaget deh.”

Aku masih kaget, Kate-san bilang.

“Jahit waktu sekolah semua diajarin bener. Siswi biara lain juga lumayan.”

Kayak kelas tata busana jahit, di dunia lain juga ada pelajaran pakaian.

Tapi isinya melebihi bayanganku jauh.

“Celana dalam sama baju, tas semua diajarin. Di sekolah ada lomba, yang semangat juga banyak.”

“Hee……!”

Sebenarnya, jahitan tangan mereka lebih tinggi dari modern.

Buat mata amatir, gila aja.

Dan di situ, kemampuan Ove-san menonjol.

“Kecepatan sama akurat, sensitivitas. Pasti tukang terbaik di wilayah.”

“Riona juga, Ove juga, Aristo punya bakat nemu cewek hebat ya.”

Ketemu orang luar biasa, aku syukur keberuntungan.

Tapi yang hebat gak cuma Ove-san.

“Olivia sama Kate-san juga hebat loh.”

Khusus rencana uang konkret, dua orang itu cepet banget selesai.

Kayak sales perusahaan jago sama kepala keuangan hebat.

“Fufu♪ baru sadar?”

“Dipuji Aristo-sama, terhormat banget ”

Dua orang senyum imut, lanjut.

“Tapi yang paling tetep ‘design’-nya Aristo. Itu bagus banget.”

“Siswi biara semua terpaku ya. Fufu, tentu aku sama Olivia juga.”

“Cewek semua gitu. Susah pindah mata.”

Kagetnya, gambar desain amatirku dapat pujian besar.

Amatir usaha keras gambar, tapi orang lebih pinter banyak.

Kebaruan bra bikin mereka bilang gitu, pikirku.

“Aristo-sama, gambarnya jago banget ya.”

“Banyak banget, bentuknya bagus semua. Begadang terus istirahat, kita rame pilih yang mana prototipe?”

Dipuji langsung dua cewek cantik, seneng banget, malu banget.

(Tapi gak nyangka hari dipuji karena gambar bra dateng ya)

Di dunia sebelumnya jarang dipuji cewek.

Waktu Retea lebih desperate pengen usaha.

Dua hal gabung, bisa keluarin power belum pernah.

(Itu juga semacam 『〇〇 high』 ya)

Ingat semua konten mesum dunia sebelumnya, gambar semua imajinasi sama ide.

Bisa high gitu, kaget sekaligus lucu.

(Ya kalau semua suka, udah cukup)

Aku sandaran sofa, nikmatin rasa puas enak.

Pas gitu, Olivia duduk kiri aku.

“Sebentar lagi Luetta sama Ove dateng jelasin prototipe. Aristo, oke?”

Dia muka khawatir, Kate-san duduk kanan aku.

“Begadang terus, badan oke? Kalau capek, besok juga bisa.”

Emang begadang terus.

Tapi kemaren libur sehari full, info sharing intens juga gak ada.

Makanya hari ini badan top condition.

“Iya, sama sekali oke. Istirahat cukup.”

Lagipula liat prototipe, aku cuma formal konfirmasi doang.

“Yang penting semua cewek suka. Pengen liat dua orang muka seneng.”

Aku senyum, dua orang muka kendur.

“Fufu♪ pasti Aristo juga suka.”

“Ada yang pengen ditanya, jangan sungkan ya.”

Pas timing bagus, pintu diketuk.

“Ah, dateng.”

Olivia bilang gitu, dari balik pintu suara Luetta-san.

“Luetta sama Ove! Bawa prototipe. Aristo-sama, boleh?”

Desain gambar mana yang jadi prototipe ya.

“Silakan!”

Suara cerahnya ngajak, aku jawab, Kate-san buka pintu.

Dua yang masuk, gerak lincah berdiri depanku, membungkuk sopan.

Denger harapanku, Luetta-san gak pake penutup muka.

“Selamat pagi.”

“……selamat pagi.”

Salam singkat selesai.

“Langsung aja, ini prototipe!”

Luetta-san semangat, tunjuk dada Ove-san.

“!? ”

Aku liat situ, kaget banget berdiri.

“……gimana?”

Ove-san khawatir, dada dia dihias prototipe mesum banget.

(Eh, bentuk itu yang dipilih!? )

Yang hias dada dia black open cup bra.

Cup-nya gak ada, gak ada kain nutup payudara, tipe mesum ekstrem.

(Nipple cover juga dibikin!? )

Plus, puting yang keliatan ditutup nipple cover bentuk berlian.

Apalagi areola Ove-san besar, agak meluber dari situ.

(……gak nyangka bentuk ini yang disuka……)

Emang aku gambar desain ini.

Tapi itu produk imajinasi, yang paling gak mungkin aku taruh satu.

Sensasi dunia lain aku kurang, pokoknya banyak variasi aja.

(Tensi malam iseng……)

Yang kukira gak mungkin, sekarang dipake cewek.

Pemandangan mesum itu bikin aku terpana, Luetta-san suara khawatir.

“Eh…… Aristo-sama, gak suka……?”

Wajar.

Abis salam aku diem total.

(Ya buruk!)

Dua orang pikir prototipe gak disuka sama sekali.

Ove-san yang jarang ekspresi emosi juga keliatan khawatir.

“……gak, oke?”

Gak mungkin!

Biar balikin diem tadi, aku panik, akhirnya teriak besar beneran.

“Gak gak oke! Gila bagus!”

Penilaian simpel banget, tapi Luetta-san sama Ove-san suara cerah jelas.

“Bener!? ”

“……bener?”

Aku angguk-angguk berkali-kali, dua di samping follow up.

“Katanya. Kemaren juga bilang, aku juga suka.”

“Iya. Cocok banget. Seragam biara juga diubah ya?”

Kate-san tanya, Luetta-san angguk besar.

“Ove yang lakuin.”

Seragam biara mereka awalnya ada ‘sabuk suci’ nutup puting sama areola.

Tapi seragam Ove-san, itu diambil.

“……『nipple cover』 biar keliatan jelas.”

Bandingin seragam Luetta-san yang biasa, bedanya jelas banget.

Open cup bra sama nipple cover…… sama areola meluber!

Gak ada yang ganggu, pakaian luar biasa.

“Emang ya. Kalau gak langgar ajaran, mungkin boleh buat seragam biara.”

Olivia puji pertimbangan dua orang.

Tentu aku dalam hati tepuk tangan.

(Kerja luar biasa……!)

Aku gemetar terharu,

“Kalau gitu Aristo-sama, duduk ya.”

Ikut kata Luetta-san, aku duduk.

Lalu dia langsung mulai jelasin detail.

“Langsung aja jelasin bahan sama cara bikin detail ya.”

Dari sini penting buat jadi barang dagang.

Gak boleh terpana payudara Ove-san…… aku tegasin diri.

“Ove, depan Aristo-sama.”

“……iya.”

Ove-san yang goyang payudara gede sama nipple cover, pindah tepat depanku.

(Wa……!)

Depan mata sama hidung, payudara gede dia burun goyang.

“Mulai bahan ya.”

Luetta-san pake Ove-san sebagai model, jelasin bra.

(Te-terlalu deket!)

Sedikit condong depan, langsung bisa tenggelam di lembah.

Badan Ove-san yang abis mandi, wangi bunga fawa.

“Bahan yang muter bawah dada sama kayak celana dalam biasa. Tapi jahitan aku ubah──”

Ove-san angkat bawah payudara ikut jelasin Luetta-san.

Biar nunjukin bagian sabuk.

Tapi gitu payudara gedinya tambah menonjol.

(I-ini……)

Cewek payudara besar angkat sendiri payudaranya.

Kulit lembut naik, bawahku gak bisa diem.

“Jahitan biar gak gatal aku coba. Ini gak terlalu susah──”

Ngomong makin detail.

Ove-san angkat payudara lebih biar nunjukin detail.

Itu udah pose godain cowok pake payudara.

(U, uwaa…… bukan gitu! Sekarang denger bener)

Tapi panas yang masuk ke anak gak ilang, malah naik.

“Perlu agak keras, jadi kain double agak tebel──”

Pas aku usaha fokus jelasin.

“Wa!? ”

Kontol bik besar reaksi.

“Tebel…… ah udah, panas ”

“Fufu, keras juga cukup ya ”

Tangan Kate-san sama Olivia cepet banget lilit kontol.

“Tu-tunggu!? ”

Aku angkat suara, tangan gak berhenti.

“Waa!”

Bukan cuma itu, gerakan lincah, kontol keras langsung dibebasin.

Bachin nempel perut keras, dua cewek samping suara genit.

“Ngomong serius gini udah gini…… gak boleh ”

“Aristo-sama, serahin ke aku ya ”

Malam sih reaksi gitu seneng banget.

Tapi sekarang pagi, lagi kerja.

Apalagi, depan Ove-san sama Luetta-san.

“Tu-dua orang!? Ove-san cs ada……!”

Aku panik nutup selangkangan, dua orang gak peduli.

“Depan Ove cs, gedein siapa ya ”

Olivia bilang godain, mulai handjob.

Kate-san gak ikut gerak itu.

“Permisi ”

Bilang gitu, rambut panjang diselip telinga,

“Jyururururu! ”

Dari sebelah, muka tempel bawah perutku, mulai layanan mulut panas.

“Ke-Kate-san…… tunggu! A……!”

“Jyubo! Jyubo! Ero! ”

Cepet banget kamar penuh suara oral mesum.

Tangan Olivia dari akar kontol ke biji, lengket lilit.

“Fufu ”

“A! Kua……”

Gerak pas banget kasih nikmat, aku gak tahan condong depan geliat.

“Uha…… wapu!? ”

Muka ketutup rasa lembut tapi kenceng.

(Payudara Ove-san……ッ!)

Lembah dia yang jadi model celana dalam.

“Hiu……”

Karena gak sopanku, badan Ove-san loncat aku tahu.

Sekaligus jerit kecil kedengeran, aku buru-buru angkat muka.

……tapi belakang kepala diteken kuat.

(Ove-san……!? )

Gyuu kayak peluk aku, dia kurung aku di lembahnya.

“……”

Ove-san gak bilang apa kayak hari dia hisap payudaranya.

“Fuー…… fuー…… ”

Tapi napasnya, gimana pun bukan buat kerja.

(Ini……っ……)

Sisa akal sadar suara Luetta-san kecil banget.

“La-langsung sentuh…… cek, ya……”

Kata makin kecil selesai, oral Kate-san tambah ganas.

“Jyubo! Zuzo! Jyuzozo! ”

Di telinga aku erang, Olivia bisik.

“Aristo, kerja dua orang gimana Celana dalam suka?”

Tentu gak mungkin gak suka.

“U, iya……っ!”

Aku angguk-angguk muka di payudara.

“……ッ”

Ove-san gak keluar suara, badan gemetar.

Gak tegur aku gak sopan, Olivia lanjut.

“Kalau gitu, kasih hadiah ke dua orang gimana?”

Tangan aku yang di payudara, Olivia ambil pelan.

Lalu bawa ke payudara Ove-san.

“っ…… ”

Monyun rasa lama meledak di tangan.

Cewek yang payudara gemetar, Olivia panggil.

“Nah, kalian berdua. Hadiah apa yang pengen, bilang bener ”

“……”

Ove-san diem ke kata itu, lepas tangan tekan belakang kepala aku.

“Ha, iya……”

Suara kecil banget Luetta-san jawab, dateng ke tempat aku bisa liat.

Sekaligus oral Kate-san pelan.

“Jyu…… chupa…… ”

Dan sebentar lagi.

Di kamar yang tiba-tiba diem, suara dua siswi biara bergema.

“……ejakulasi Aristo-sama, pengen disiram.”

“Bo-boku juga……”

Aku gemetar badan.

(Gak tahan!)

Gak nyangka cewek bilang gitu ke aku.

Gou nafsu bakar, kontol keras di mulut Kate-san.

“Npu! Chu…… chuuu! ”

Layanan maid hebat, gerak pas sama keras tambah.

Olivia bisik lagi ke aku.

“Katanya gitu ”

Hadiah buat siapa gak jelas.

Bingung gitu, langsung ilang karena seneng sama nafsu bawah.

“Wa-wakar……!”

Tenggorokan gerak angguk.

Dua siswi biara cepet pindah ke selangkanganku.

Ikut gitu, Kate-san hisap kontol kuat.

“Jyuzozozo! Chupa…… haa…… ”

Bareng nikmat, kontol dibebasin dari mulut panas.

Lanjut Olivia sama Kate-san berdiri, entah kenapa muter ke belakang sofa.

“Ah……”

Agak kesepian, tapi ada hangat lain masuk.

“Ah, Aristo-sama…… maaf!”

“……maaf.”

Ove-san sama Luetta-san.

Dua orang lutut di deket kakiku, condong dari dua sisi.

“……ッ ”

“A, panas…… ”

Empat payudara kaya sandwitch kontolku.

(Double paizuri…… gak nyangka bisa rasain hari ini!)

Payudara cantik kenceng peluk kontol dari semua sisi, terharu.

Aku terpana, dua siswi biara langsung gerak lengket.

“……a…… fuu…… ”

“N! Aristo, sama…… aku jago gak……? a! ”

(Jago apa gak……)

Jawabanku udah pasti.

“Payudara kalian berdua, enak……!”

Kanan yang mendekat payudara Ove-san.

Dia kasih payudara gede cuma nipple cover doang gak ada hiasan lain.

“U…… haa…… ”

Ove-san sendiri jarang bicara, tapi godain kontol lengket nyedot.

Bareng napas, rasa montok gosok naik kasih nikmat sekaligus hangat hati.

Dan kiri mendekat payudara Luetta-san.

“A! Arisuto, sama…… aku, jago gak?”

Dia bilang gitu, tapi khawatir gak perlu.

(Ini……)

Cewek payudara besar angkat sendiri payudaranya.

Kulit lembut naik, bawahku gak bisa diem.

“Jahitan biar gak gatal aku coba. Ini gak terlalu susah──”

Ngomong makin detail.

Ove-san angkat payudara lebih biar nunjukin detail.

Itu udah pose godain cowok pake payudara.

(U, uwaa…… bukan gitu! Sekarang denger bener)

Tapi panas yang masuk ke anak gak ilang, malah naik.

“Perlu agak keras, jadi kain double agak tebel──”

Pas aku usaha fokus jelasin.

“Wa!? ”

Kontol bik besar reaksi.

“Tebel…… ah udah, panas ”

“Fufu, keras juga cukup ya ”

Tangan Kate-san sama Olivia cepet banget lilit kontol.

“Tu-tunggu!? ”

Aku angkat suara, tangan gak berhenti.

“Waa!”

Bukan cuma itu, gerakan lincah, kontol keras langsung dibebasin.

Bachin nempel perut keras, dua cewek samping suara genit.

“Ngomong serius gini udah gini…… gak boleh ”

“Aristo-sama, serahin ke aku ya ”

Malam sih reaksi gitu seneng banget.

Tapi sekarang pagi, lagi kerja.

Apalagi, depan Ove-san sama Luetta-san.

“Tu-dua orang!? Ove-san cs ada……!”

Aku panik nutup selangkangan, dua orang gak peduli.

“Depan Ove cs, gedein siapa ya ”

Olivia bilang godain, mulai handjob.

Kate-san gak ikut gerak itu.

“Permisi ”

Bilang gitu, rambut panjang diselip telinga,

“Jyururururu! ”

Dari sebelah, muka tempel bawah perutku, mulai layanan mulut panas.

“Ke-Kate-san…… tunggu! A……!”

“Jyubo! Jyubo! Ero! ”

Cepet banget kamar penuh suara oral mesum.

Tangan Olivia dari akar kontol ke biji, lengket lilit.

“Fufu ”

“A! Kua……”

Gerak pas banget kasih nikmat, aku gak tahan condong depan geliat.

“Uha…… wapu!? ”

Muka ketutup rasa lembut tapi kenceng.

(Payudara Ove-san……ッ!)

Lembah dia yang jadi model celana dalam.

“Hiu……”

Karena gak sopanku, badan Ove-san loncat aku tahu.

Sekaligus jerit kecil kedengeran, aku buru-buru angkat muka.

……tapi belakang kepala diteken kuat.

(Ove-san……!? )

Gyuu kayak peluk aku, dia kurung aku di lembahnya.

“……”

Ove-san gak bilang apa kayak hari dia hisap payudaranya.

“Fuー…… fuー…… ”

Tapi napasnya, gimana pun bukan buat kerja.

(Ini……っ……)

Sisa akal sadar suara Luetta-san kecil banget.

“La-langsung sentuh…… cek, ya……”

Kata makin kecil selesai, oral Kate-san tambah ganas.

“Jyubo! Zuzo! Jyuzozo! ”

Di telinga aku erang, Olivia bisik.

“Aristo, kerja dua orang gimana Celana dalam suka?”

Tentu gak mungkin gak suka.

“U, iya……っ!”

Aku angguk-angguk muka di payudara.

“……ッ”

Ove-san gak keluar suara, badan gemetar.

Gak tegur aku gak sopan, Olivia lanjut.

“Kalau gitu, kasih hadiah ke dua orang gimana?”

Tangan aku yang di payudara, Olivia ambil pelan.

Lalu bawa ke payudara Ove-san.

“っ…… ”

Monyun rasa lama meledak di tangan.

Cewek yang payudara gemetar, Olivia panggil.

“Nah, kalian berdua. Hadiah apa yang pengen, bilang bener ”

“……”

Ove-san diem ke kata itu, lepas tangan tekan belakang kepala aku.

“Ha, iya……”

Suara kecil banget Luetta-san jawab, dateng ke tempat aku bisa liat.

Sekaligus oral Kate-san pelan.

“Jyu…… chupa…… ”

Dan sebentar lagi.

Di kamar yang tiba-tiba diem, suara dua siswi biara bergema.

“……ejakulasi Aristo-sama, pengen disiram.”

“Bo-boku juga……”

Aku gemetar badan.

(Gak tahan!)

Gak nyangka cewek bilang gitu ke aku.

Gou nafsu bakar, kontol keras di mulut Kate-san.

“Npu! Chu…… chuuu! ”

Layanan maid hebat, gerak pas sama keras tambah.

Olivia bisik lagi ke aku.

“Katanya gitu ”

Hadiah buat siapa gak jelas.

Bingung gitu, langsung ilang karena seneng sama nafsu bawah.

“Wa-wakar……!”

Tenggorokan gerak angguk.

Dua siswi biara cepet pindah ke selangkanganku.

Ikut gitu, Kate-san hisap kontol kuat.

“Jyuzozozo! Chupa…… haa…… ”

Bareng nikmat, kontol dibebasin dari mulut panas.

Lanjut Olivia sama Kate-san berdiri, entah kenapa muter ke belakang sofa.

“Ah……”

Agak kesepian, tapi ada hangat lain masuk.

“Ah, Aristo-sama…… maaf!”

“……maaf.”

Ove-san sama Luetta-san.

Dua orang lutut di deket kakiku, condong dari dua sisi.

“……ッ ”

“A, panas…… ”

Empat payudara kaya sandwitch kontolku.

(Double paizuri…… gak nyangka bisa rasain hari ini!)

Payudara cantik kenceng peluk kontol dari semua sisi, terharu.

Aku terpana, dua siswi biara langsung gerak lengket.

“……a…… fuu…… ”

“N! Aristo, sama…… aku jago gak……? a! ”

(Jago apa gak……)

Jawabanku udah pasti.

“Payudara kalian berdua, enak……!”

Kanan yang mendekat payudara Ove-san.

Dia kasih payudara gede cuma nipple cover doang gak ada hiasan lain.

“U…… haa…… ”

Ove-san sendiri jarang bicara, tapi godain kontol lengket nyedot.

Bareng napas, rasa montok gosok naik kasih nikmat sekaligus hangat hati.

Dan kiri mendekat payudara Luetta-san.

“A! Arisuto, sama…… aku, jago gak?”

Dia bilang gitu, tapi khawatir gak perlu.
Payudara yang digosokkan ke kontolku penuh dan berat, gak kalah sama punya Ove-san.

Buah yang lengket nyedot itu, jepit pinggiran kepala kontol kuat-kuat, pasti bikin enak.

“Jago banget, haa…… kalian berdua enak gila.”

Aku bilang jujur lagi, kali ini punggungku nempel sesuatu lembut.

“Seneng ya kalian berdua. Latihan kalian berbuah.”

“Fufu, iya ya.”

Payudara Olivia sama Kate-san.

“Ya Aristo. Keluarin banyak dulu, abis itu ngobrol ya ”

“Iya, harus akrab dulu ”

Dari kata-kata mereka, kayaknya situasi ini udah mereka rencanain dari awal.

Mereka tahu aku hisap payudara Ove-san terus, lagi-lagi aku kagum sama kepintaran mereka.

“A, aa…… nn! ”

Luetta-san keluar suara.

Dia tempel payudara sambil putingnya keras.

Dan jelas dia gosok puting yang udah tegang itu ke kontol buat enak sendiri.

(Luetta-san, muka gini mesum banget……)

Payudara yang keliatan kurus karena baju, sembunyiin nafsu mesum.

Aku gak tahan, jari aku masuk ke sabuk suci yang nutup putingnya.

“A!? Aristo-sama! Situ!? ”

Jari aku gosok sambil geser sabuk suci ke samping kuat.

Langsung areola pink ceri sama puting yang udah keras keliatan.

Cuma gitu aja Luetta-san erang keras.

“Aa! A! A! ”

Dia juga putingnya sensitif banget.

Aku excited liat gitu, tangan aku ke payudara Ove-san juga.

Lalu langsung copot satu nipple cover yang memikat itu.

“! …… ”

Stimulasi itu bikin Ove-san bik bik goyang pinggul.

Tapi aku pengen denger suaranya.

Makanya gali tengah areola yang keliatan, tanpa sungkan.

“ A……! ! ”

Kayak yang aku harap, suara mesum Ove-san bergema.

Gak gak badannya kejang, tapi payudara gak lepas dari kontolku.

“Haa…… haa…… ”

Pas itu, dari bawah kain nutup muka bawah Ove-san, mulutnya keliatan sebentar.

Bibir tebelnya ngangga ceroboh, air liur netes keliatan.

Sampe gitu, tetep mati-matian godain kontolku, seneng banget gak tertahankan.

“O, Ove…… ik ya……?”

Sementara, Luetta-san yang liat orgasme temen deket, geraknya berhenti sebentar.

Kayaknya kaget kejang kerasnya.

Tentu aku gak biarin Luetta-san gitu doang.

Aku gali putingnya juga, mesum banget.

“A!? Aaaa! ”

Payudara gemetar, Luetta-san erang.

Emang titik lemahnya puting.

Pengen liat tambah rusak, kali ini cubit kuat.

“Ya! A, Arisuto-samaaa! ”

Luetta-san orgasme keras sampe sofa goyang.

Muka anak kecil meleleh nikmat, bener-bener tabu.

(Ini gak boleh ditunjukin cowok lain……!)

Aku ngerasa nafsu egois gitu, kontol tambah gede.

Pas itu suara Olivia bergema.

“Nah kalian berdua, sendiri enak doang gak boleh. Layani bener.”

Dia dari bahu aku tegur dua orang.

“A…… ha…… ha, iya……! ”

“……iya……! ”

Payudara yang ngelilingin langsung rapet, pemeriksaan ganas mulai.

“Arisuto-sama……! ……Arisuto-sama…… ”

“……N! Fuu! ”

Precum yang banyak gara-gara tingkah mesum mereka jadi lotion.

Tarian payudara genit pake itu, buat mata sama kontol gila.

“A! Su, sugo……! ……!”

Aku gak tahan melengkung, nikmat tambah lagi.

“Fufu Aristo, nikmatin banyak-banyak ”

“Keluarin banyak ya ”

Olivia sama Kate-san bisik, pas itu.

““Chupa! Ero! Jyurururu ””

Suara mesum bareng, mereka jilat dua telingaku.

“Aaa!”

Badan geliat aku dipeluk, dua orang gak kasih kabur sambil tempel badan lembut.

Liat aku keluar suara payah, buah-buahnya gerak lebih ganas.

“ N! Arisuto-sama…… panas tambah……! Payudara aku, berguna ya!?”

“……Arisuto-sama, pengen enak pake payudara aku……! …… ”

Dari akar batang sampe kepala kontol penuh buah badan cewek.

Mereka gosok beda arah, kadang puting keras gosok lubang kencing atau pinggiran kepala……

“Aa! Gak boleh…… mau keluar……! ”

Kata itu lebih dari bawah daripada otak aku.

Langsung sekitar rame, cewek-cewek percepat serang aku.

“Haa! Haa! Arisuto-sama, mau ejakulasi ya! ”

“……pengen Arisuto-sama, pengen disiram! ”

““Ero ero! Chupa! Chuuu! ””

Telinga dua-duanya suara air mesum masuk, kontol dilingkari lautan payudara.

Rasa sperma naik dari biji, aku ikut arus, pinggul naik naik……

“Kasih aku! Ejakulasi ya! ”

“Aristo-sama! Keluarin tunjukin……! ”

Kata penutup dua siswi biara, aku sampe puncak.

“Keluar!! ”

──Byurururu!!  Byuku!!  Dobyururu!!!

Banyak sperma yang didesak dari dua sisi, nyiram dua siswi biara.

“Haan! ”

“……luar biasa……! ”

Luetta-san tentu, Ove-san juga suara jelas seneng.

Dua orang yang tinggal di tempat suci.

Dua orang gitu, seneng banget disiram cairan putih keruh aku……

(Terlalu mesum……! ……!)

Pemandangan yang isi nafsu jantan aku, aku ngerasa puas.

“Belum ya kalian berdua ”

““Iya! ””

Langsung perintah Olivia, buah mesum goyang ganas lagi.

“A!”

Kontol yang hampir lemes sekali.

Tapi kepala kontol sensitif abis keluar, stimulasi payudara lembut terlalu tajam.

“La-lagi keluar!! ”

“……kasih! ”

“Aristo-sama! ”

Suara cewek mendesak, aku keluar lagi.

──Byuku byuku!!!  Byuru!!  Byururu!!!

““Aa! ””

Hujan putih keruh kedua lagi kotorin dua siswi biara.

Payudara Luetta-san sama Ove-san doyan doyan cairan putih keruh.

Tapi dua orang keluar suara kayak bahagia banget.

“Haa! Seneng banget, Aristo-sama……! Payudara aku yang biasa aja segini…… ”

“N…… haa…… panas banget……”

Di tengah empat payudara, sperma numpuk sampe kontolku gak keliatan.

(Sendiri aja banyak gini……)

Pas itu, Luetta-san tempel mulut ke genangan sperma itu.

“Zuzo…… zozo…… ”

“Eh!? ”

Dia muka anak kecil mekar, mulai hisap sperma itu……!

Abis itu, Ove-san jilat sperma di payudaranya sendiri.

“Chupa…… ero…… sperma Aristo-sama…… enak…… ”

Tingkah mesum itu, gak kayak cewek yang layani dewa.

Malah kayak kontol sama sperma yang dewa mereka.

(Liat gini……)

Tapi kontol bukan dewa.

Binatang jantan yang ada di badan jantan.

Apalagi aku, masa tidurnya pendek banget.

Malah gak tidur sama sekali.

Dan cewek-cewek yang lebih tahu binatang daripada aku sendiri, bisik seneng ke aku.

“Aristo, masih kasih hadiah ya ”

“Aristo-sama, tolong kasih rahmat ke dua orang juga ”

Aku tenggorokan gerak glu, Olivia lanjut desak.

“Kalian berdua, kayak yang diajarin. Ya♪”

Ikut kata dia, Luetta-san sama Ove-san berdiri.

Sisa orgasme kali ya.

Langkah goyah mereka ke kasur besar.

“……”

Dua orang balik badan ke aku, di kasur merangkak.

“!! ”

Dua orang langsung angkat bokong, badan condong.

Pas banget dari jendela seragam biara, selangkangan keliatan semua……

“Aristo, gak suka?”

Gak ada waktu jawab kata Olivia.

Aku udah asyik sama dua bokong itu.

“Haa, haa ”

“……n! ”

Dua orang turunin kain tipis yang nutup tempat penting.

Lalu nichaa suara, benang bening netes dari tengah buah.

(Wah……!)

Aku pusing excited, depanku dua orang gerak lagi.

“……minta, ya…… ”

Godain cowok pake sarang madu, bareng buka pake dua tangan.

Jendela seragam biara yang pamer bokong, sekarang cuma pintu godain cowok.

“! ……!! ”

Akhirnya aku gak bisa bicara.

Langsung jadi binatang lompat ke dua bokong itu.

────────────────

Kamar tamu VIP buat cowok di Seidouin.

Tapi cowok yang beneran dateng dan nginep, gak ada.

Aristo tamu pertama beneran di kamar tamu VIP.

“……a! ”

Dan dia sekarang, jadi tamu pertama di kamar yang lebih luar biasa.

“Arisuto! Sama! A! A! ”

Pemilik kamar namanya Luetta.

Gadis yang lepas seragam biara telentang, buka kaki lebar sambut dia.

“Haa! Aaa! Luar biasa oo! ”

Memek sempit yang cocok badan mungilnya, jepit kontol gagah kuat-kuat.

Perubahan awal biar betina ikut jantan, dorong ejakulasi.

“Aaa……!”

Badan putih merah nikmat bareng, Aristo erang nikmat.

“E, enak…… memek Luetta-san……!”

Bilang gitu sambil tusuk rahim Luetta pake kontol yang tambah keras.

Gadis yang kena gerak kuat, ekspresi seneng pake seluruh badan.

“A! Auu! ”

Nikmat angkat badan, melengkung kayak bridge, semprot cairan cinta.

Gak gak kaki gemetar, goyang pinggul biar kontol masuk lebih dalam.

Gerak tepat buat ambil sperma, insting cewek.

(Di-diambil!)

Aristo tahan ejakulasi pas-pasan.

Lalu balas layanan dia pake piston ganas.

“A! A! Arisuto-sama! Da-dame! Pan pan dame! ”

Memek digali, Luetta gak bisa ngomong bener.

Dia erang, tapi terima bahagia total.

(Ini, kontol Aristo-sama……! )

Dari pertama liat, udah tertarik sama ketampanan sama sikap baiknya.

Dari gambar di buku terkenal di Wime, aslinya jauh lebih luar biasa.

(Ini, sex……! )

Ingat shock ngintip kamar tamu VIP malam.

Sex ganas Aristo sama dua cewek.

Liat Olivia sama Kate-san erang kayak binatang, kayak liat surga dunia.

“A! Aaaa! Da-dalam oo! Arisuto-samaa! ”

Dan itu, beneran surga.

“Haa! Haa! Luetta-san, enak? Gak sakit?”

“E-enak! Enak oo! Aku, kayaknya gila! ”

Dibilang lembut, sambil digali memek ganas.

(Memek oo enak oo kontol Aristo-sama gila oo! )

Nikmat nembus seluruh badan, akalnya meleleh gampang.

Lupa kata sopan, Luetta serahin badan ke gelombang nikmat besar.

“Aa, ik! Arisuto-sama! Aku, ik! Ik ik……! ”

Minat mesum kuat. Luetta kompleks soal itu.

Siswi biara tapi cewek mesum banget, memalukan.

Tapi Aristo izin pake badan sama kata.

“Bagus! Ik!”

“A! Arisuto-sama! ”

“Pengen Luetta-san ik……! ”

Luetta ngerasa diselamatin.

Tingkah mesum gini, cowok paling luar biasa di dunia izinin.

(Aah……!! )

Hati dalamnya terbuka, sekaligus memek jepit.

“Ik…… ik ik ik! Pake kontol ik! ”

Lalu, Luetta orgasme dari dasar hati.

“A! Aaaa! Memek ikuuuuuu! ”

Gadis mungil kejang keras di kasur.

Kayak bridge semprot cairan cinta, memek lengket godain kontol.

Itu bukti sarang madu Luetta, beneran mekar jadi cewek.

(Uha……! Bahaya, aku juga mau ik……!)

Sementara, Aristo digoda memek yang belajar cepet gila.

Nikmat dari memek Luetta, biasanya udah keluar sekarang.

Tapi sekarang gak bisa gitu ada alasan.

“Aku, ik tadi…… haa Aristo-sama depan malu…… ”

Luetta nikmatin sisa orgasme, buka kaki ceroboh.

Di atasnya, ada hidangan lain.

“Ove, jangan liat gitu e…… ”

Itu badan bawah Ove yang lepas seragam biara, montok.

Numpang di Luetta, dia julurin bokong deket muka Aristo.

“……Luetta, luar biasa ya……”

Ove liat tingkah mesum wakil kepala biara baik-baik, bilang tenang.

“!? ~~! ! ”

Langsung keluar suara kayak binatang.

Memeknya ditusuk kontol yang masih keras.

“Maaf! Udah gak bisa berhenti!”

Buchi buchi robek selaput dara kasar, Aristo minta maaf.

Tapi bilang gitu, pinggulnya gak pelan.

“ ! O! ! ”

Itu karena Ove keluar suara erang keruh.

Dia yang keliatan kurang emosi, suara penuh nikmat bergema.

(Suara Ove-san gak tahan! Pengen denger lebih banyak!)

Aristo pengen denger lebih, tusuk lebih dalam, lebih kuat.

“ ! N oo! Oo! ”

Paan suara keras bareng, punggung Ove melengkung nikmat.

Setiap memek ditusuk, payudara gedinya goyang.

Goyangannya gila, dari punggung aja gerak payudara keliatan.

(Payudara, gila……!)

Aristo gak tahan pegang dua payudara itu.

“Haa……! Haa……!”

Nafas kasar remes payudara banyak, gali puting cekung sensitifnya.

“O! N o! Chiku bi……! Ii……! ”

Ove jelas seneng diserang puting.

Lalu akhirnya dia sendiri goyang pinggul.

“ ! ! ! N hoo! ”

Gak kayak pertama sex, Ove rakus nikmat.

Sendiri tabrak pinggul ke Aristo, memek tebel ganas urut kontol.

“Ku! A! Ove-sa…… ua! ”

Serangan mendadak bikin Aristo erang, nempel payudara Ove.

“Aaa! ”

Bareng piston ganas, jari Aristo gali dalam putingnya.

“ A!? ”

Nikmat ditusuk mulut rahim.

Nikmat puting ngacung digali.

(A! Ini, suara jelek keluar…… )

Dua nikmat dari Aristo, cepet banget bawa Ove ke orgasme.

“ O! ”

Itu suara betina, bukan cewek.

“~~~~! Hoo…… ”

Ove gak tahan suara keruh depan orgasme berulang.

(Keluar suara gini……)

Aristo yang baik pasti kecewa.

Dia pikir gitu, tapi itu cuma dari sudut pandang Ove.

Buat Aristo, dia rusak itu pemandangan terbaik.

“Ove-san! Haa! Haa…… terbaik ya!”

(!?? !??)

Kata lembut mendadak, Ove mikir berhenti.

Tapi langsung mikir berhenti itu, dia telan arus keruh nikmat.

“Haa! ……haa!”

“ A!??!  !  ”

Kontol sebelum ejakulasi, tambah gak ada ampun.

“A u! O hoo! ”

Badan Ove loncat keras, refleks coba kabur dari kontol.

Tapi Aristo gak kasih kabur mangsa.

“Pengen lebih……! ”

Dia pegang kuat payudara Ove, tarik badan cewek ke dia.

Jantan panas ganas, tusuk betina paling dalam pernah.

“Aa a! ”

Ove pandangan putih total.

Nikmat nutupin dia, suara Aristo bergema.

“Keluar di memek ya…… Ove-san, keluar ya! Jadi milikku ya……!”

Kontol naik di dua sarang madu, Aristo lebih buas dari biasa.

Dan Ove seneng kata itu.

(Aku jadi milik Aristo-sama……! )

Di hati kata jadi.

Tapi suara yang mati-matian keluar, tetep jerit betina.

“ U! Shi te kuda zai! Ari zu to za ma no mono ni i! Na ri ta…… i! ”

Jepit dinding memek, goyang payudara ganas.

Cewek kepang tiga yang keliatan pendiam godain.

“Iya! Iya……!! Udah milikku ya……!”

Nafsu jantan kayak anak kecil puas, kontol Aristo.

“Iku! A! Iku! La-lagi ik! ”

Suara erang mesum binatang Ove naikin.

“Keluar……!”

Akhirnya sampe ledakan.

──Byururururu!!!  Byu!!!  Dobyurururu!!

Memek diwarnai, nikmat Ove juga meledak.

“O! I…… guuuu! ”

Sperma yang tabrak mulut rahim bicha bicha, kasih orgasme tambah ke dia.

“Hoo! Lagi ik! Ik ik! Ikuuuuuuu! ”

Suara yang dia sendiri belum pernah denger, Ove kejang berulang.

Itu momen gadis pendiam jadi cewek, jatuh jadi betina.

“……jepit gila……!”

Kontol dijepit, Aristo bakar pemandangan itu ke mata.

“~~~~! …… ! ”

Ove badan ambruk.

Nikmat terlalu, sampe pingsan.

Dan yang nangkep badannya……。

“O, Ove……”

Di bawahnya, Luetta yang abis orgasme tetep telentang.

Rasain badan temen yang panas, Luetta mikir.

(Sex luar biasa……)

Tapi gak bisa lama-lama mikir gitu.

“A!? ”

Kaki yang hampir nutup dibuka kasar,

“Lu, Luetta-san juga……!! ”

Kepala kontol panas tiba-tiba tabrak mulut rahim.

“Hiiin! ”

Nikmat mendadak, kepala Luetta gak bisa tanggepin.

(Ko-kontol!? Masuk ya!? )

Tapi sarang madunya langsung paham situasi, nyedot kontol cowok yang dicinta.

“Masih keluar!! ”

Ke dasar memek Luetta yang masih basah kuyup, dia lepas sperma mendidih.

──Dopu dopu!!  Byuku!!!  Byururu!!!

“A u!? A! Aaaaa! ”

Kontol yang gak puas cuma di memek Ove, keluar sperma buat taklukin Luetta juga.

Dan gadis mungil gak punya cara lawan.

“Ini, ejakulasi!? Aa! Kena! Dalam banget uu! ”

Basha basha sperma tabrak dalam memek.

Badan loncat mesum gak bisa apa-apa, Luetta nempel ke badan Ove.

“A! Aaaa! Mau ik! Aku ik pake sperma! ”

Peluk temen, Luetta grep nikmat.

Pemandangan itu bikin Aristo tambah excited.

“Luetta-san juga milikku ya……! ”

Kata yang gak sengaja keluar itu, buat Luetta kayak kabar baik dari surga.

(Aku juga…… milik Aristo-sama! )

Memeknya hubungin hati sama badan langsung, nyedot kontol sebelum otak izinin.

“Haa! Iya! Aku milik Arisuto-sama! ”

“Iya…… ya! ”

Aristo sambil ejakulasi, dochu tusuk dasar memeknya.

Kerasnya sampe rahim, langsung lempar Luetta ke orgasme berikutnya.

“~~~~! …… ha……! ”

Orgasme sampe gak bisa napas.

Orgasme terbaik yang Luetta rasain, diganti yang lebih baru terus.

Dan kebaruan itu, bangunin insting cewek yang tidur.

“Arisuto-sama! A! Aaaa! ”

Memek rakus yang ada di dia muka anak kecil, akhirnya minta sperma beneran.

“Kuaa! Memek Luetta-san gila enak……! ”

Gerak mesum lengket godain kontol.

Luetta buka hati sama badan ke dia, bikin Aristo tambah mendidih.

“Lagi…… ke, keluar!! ”

──Byu byu!!  Byuru byuru!!!!

“Arisuto-samaaaaa! ”

Lagi Luetta diwarnai dari dalam.

Setiap kontol denyut.

Badannya diubah jadi badan buat dia.

“A…… haa……! ”

Luetta nikmatin sisa nikmat, paham itu.

“Aku, milik Aristo-sama…… ”

Itu bahagianya, sumpah murni bahkan.

“A…… ”

Lalu Luetta juga peluk Ove, pingsan.

“Haa…… haa……”

Sementara, Aristo juga capek banget.

Sekaligus gali dua memek, keluar sperma sampe puasin dua-duanya.

(E, enak banget……!)

Rasa capek enak abis keluar, bikin dia tenang.

Tapi sekaligus Aristo diserang penyesalan kecil.

(Bukan bukan, milikku apa sih……)

Di tengah sex sih, tapi bilang hal memalukan banget.

Lap keringet dahi, nyesel kelewatan.

“Eh ”

“Ano, Aristo-sama ”

Tapi dia lupa.

Dua cewek yang keluar bau mesum, lagi liatin dia yang jadi binatang.

“Aku, milik siapa ya…… ”

Yang deket sambil lepas baju pelan adalah Olivia.

Dan di belakangnya, Kate-san udah telanjang total.

“……aku juga, penasaran banget ”

Cewek cantik naik kasur gi shi, Aristo panik.

“E, ee to……”

Dia panik sambil pelan taruh Luetta sama Ove tidur.

Dua orang yang udah ke dunia mimpi dulu, Olivia sama Kate cepet kasih selimut hangat.

“Ini bisa ngobrol pelan ya ”

“Iya. Ya ”

Lalu senyum mesum, pelan tempel badan ke dia.

“Ya, milik siapa? Aku ”

“Aristo-sama…… n! ”

Badan telanjang panas, gosok mesum dua orang.

Aristo rasain pipi panas, buka mulut.

“Mi-milikku……!”

Ekspresi malu-malu, total ambil hati dua cewek cantik.

“Chu! Chururu! Jyuzozozo! ”

Kontol berlumur sperma sama cairan cinta, cepet banget masuk mulut Kate.

Tangan Aristo ke selangkangan Kate, bibir mulai tukar air liur panas sama Olivia.

“Aristo…… ajarin aku juga milikmu…… ”

“Aristo-sama! Jyuzozo aku juga, pengen diajarin banyak…… jyupo! ”

Akhirnya hari itu.

“U, iya! Ngerti……!”

Kontolnya hampir gak ada waktu bebas.


Kamu sudah CROT 0 kali

Comments

Fitur komentar buatan sendiri, masih banyak yang bug:
  • Tidak bisa reply didalam reply didalam reply (Tidak tersedia di firestore).
  • Tidak bisa reply,edit, delete didalam kolom reply.
  • Tidak bisa preview gambar atau kalau dipaksa bakal freeze.
  • Dark/Light mode tidak berfungsi sebagian.
Bakal gw fix kedepannya plus nambah fitur login.

Panduan Membaca

 1. Cara Memulai Membaca Novel

  • Buka chapter novel yang ingin kamu baca.
  • Cari "box" atau tombol bertuliskan "Mulai Baca", "Start Reading", atau ikon play/play button (biasanya berbentuk kotak besar di tengah atau bawah cover novel).
  • "Klik box tersebut" untuk langsung baca.
  • Jika ada popup iklan, tutup saja (klik tanda X) dan lanjutkan.

 2. Menghilangkan Blur pada Gambar

  • Saat membaca chapter, jika ada "gambar ilustrasi" yang blur (kabur), cukup "klik langsung pada gambar tersebut".
  • Blur akan hilang secara otomatis, dan gambar akan tampil jelas full resolution.
  • Tips: Klik sekali saja, jangan zoom dulu agar proses lebih cepat.

 3. Menghilangkan Blur pada Teks/Cerita

  • Jika "teks chapter" terlihat blur atau sebagian kabur, "klik pada area teks" (paragraf atau kalimat yang blur).
  • Blur akan hilang, dan teks menjadi jelas untuk dibaca.
  • Alternatif: Scroll sedikit ke bawah lalu klik lagi pada teks jika masih ada bagian yang blur.
  • Jika seluruh chapter blur, coba klik di tengah-tengah layar atau pada judul chapter.

Nikmati baca novelnya! Kalau ada saran atau chapter favorit, komentar di bawah chapter masing-masing. Happy reading!